Mahasiswa S3 FFUI Kembangkan Buah Arbei untuk Cegah Penuaan Dini

Cari
Tutup kotak pencarian ini.

Mahasiswa S3 FFUI Kembangkan Buah Arbei untuk Cegah Penuaan Dini

Mahasiswa Doktoral Fakultas Farmasi Universitas Indonesia (FFUI), Yesi Desmiaty, meneliti dua tanaman rubus yaitu Rubus fraxinifolius dan R. rosifolius yang bermanfaat sebagai antioksidan dan pencegahan penuaan dini, sehingga dapat digunakan dalam pengembangan sediaan kosmetik. Kedua tanaman tersebut banyak ditemukan di daerah pegunungan Indonesia yang umum dimakan sebagai buah-buahan (edible) dengan rasa manis agak masam, dan bentuknya mirip dengan buah berry merah. Hasil penelitian ini diajukan sebagai disertasi untuk memperoleh gelar Doktor pada Program Studi Doktor Ilmu Farmasi FFUI dan dinyatakan telah lulus sidang yang pelaksanaannya dilakukan secara daring pada Jumat (22/5).

Yesi meneliti batang, buah, dan daun dari kedua tanaman tersebut yang menunjukkan hasil bahwa ekstrak metanol daun R. fraxinifolius memiliki aktivitas antielastase dan antioksidan tertinggi. Buah R. fraxinifolius dan buah R. rosifolius banyak ditemukan di Jawa Barat yang dikenal dengan nama arbei, beberetean, arben hutan, atau harmos. Kedua buah ini banyak dijual di daerah wisata pegunungan seperti daerah Cibodas dan Tangkuban Perahu. Beberapa rubus dilaporkan memiliki aktivitas antioksidan, antielastase, antitirosinase, antikolagenase, anti-UV, dan antiaging (anti penuaan) yang kuat serta memiliki kandungan fitokimia utama yaitu senyawa terpenoid, polifenol, dan flavonoid.

 

Berkat penelitian yang berjudul “Telaah Aktivitas Antiaging secara in vitro pada Ekstrak dan Isolat Teridentifikasi dari Rubus fraxinifolius dan Rubus rosifolius” ini diperoleh tiga buah isolat senyawa dengan struktur baru dari golongan triterpenoid tipe ursan yang memiliki aktivitas antiaging dan dapat dimanfaatkan dalam pengembangan kosmetik dari bahan alam. Riset yang dilakukan Yesi menjadi salah satu prospek pengembangan penemuan baru bahan alam antiaging kulit serta upaya pencarian senyawa aktif baru yang berkhasiat sebagai penghambat elastase, tirosinase dan peredam radikal bebas. Sebelumnya, tidak ada informasi mengenai aktivitas antiaging tanaman R. fraxinifolius dan R. rosifolius sehingga penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah baru tentang pemanfaatan kedua tanaman.

Yesi Desmiaty, dalam disertasinya, meneliti kemampuan tanaman ini sebagai tanaman yang ekstraknya mempunyai manfaat antiaging. Yesi menuturkan, “Perkembangan pasar sediaan kosmetik terutama produk anti skin aging yang berasal dari alam menunjukkan tren yang meningkat. Maka, dalam penelitian ini, Yesi ingin menelaah aktivitas antiaging secara in vitro serta mendapatkan senyawa aktif dari tanaman yang tersedia banyak di Indonesia, yaitu R. fraxinifolius dan R. rosifolius. Riset ini mengekstrasi batang, buah, dan daun kedua tanaman tersebut menggunakan alat Soxhlet untuk melakukan penelitian untuk menguji apakah benar bahwa kandungan dalam buah ini memiliki manfaat antiaging bagi manusia. Hasil ekstraksi bertingkat pada riset yang dilakukan menunjukkan bahwa ekstrak metanol daun R. fraxinifolius memiliki aktivitas antielastase dan antioksidan tertinggi dengan masing-masing IC50 57,45 dan 4,33 µg/ml.”

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi dasar dan acuan untuk penelitian selanjutnya, serta dapat dikembangkan menjadi sediaan kosmetik bahan alam yang bermanfaat bagi masyarakat luas, serta mendukung kemandirian bangsa dan negara dalam pemanfaatan salah satu sumber daya alamnya.