Kontribusi Apoteker Indonesia dalam Program Penaggulangan Tuberkulosis

Kontribusi Apoteker Indonesia dalam Program Penaggulangan Tuberkulosis

Tuberkulosis atau yang biasa disebut TB atau TBC merupakan penyakit menular langsung yang disebabkan oleh Kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis). TB bukan penyakit keturunan dan dapat disembuhkan jika meminum obat sampai tuntas. Sebagian besar kuman TB  menyerang paru-paru tetapi dapat juga mengenai organ atau bagian tubuh lainnya seperti tulang, kelenjar, kulit, dll. Hal ini disampaikan oleh dr. Wiendra Waworuntu, M.Kes (Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung, Kemenkes RI) pada Senin (26/11/2018) dalam menjadi Narasumber Kuliah Tamu Tuberkulosis Fakultas Farmasi UI. dr. Wiendra menjelaskan TB dapat menyerang siapa saja terutama usia produktif atau yang masih aktif bekerja (15-50 tahun) dan anak-anak. TB ini dapat menyebabkan kematian apabila tidak diobati segera.

TB menular melalui udara, sumber penularan nya adalah “dahak” penderita. Penularan ini dipengaruhi oleh jumlah kuman, lamanya kontak dan daya tahan tubuh seseorang. Kuman TB ini dapat bertahan selama beberapa jam dalam ruangan yang tidak terkena sinar matahari dan lembab. Gejala-gejala yang nampak bagi penderita TBC paru diantaranya : batuk berdahak, batuk bercampur darah, sesak nafas/ nyeri dada, badan lemas, nafsu makan berkurang, berat badan turun, demam/ meriang berkepanjangan, berkeringat di malam hari walaupun tidak melakukan kegiatan. Begitu juga gejala yang mucul ketika seorang anak terkena TB diantaranya : batuk terus menerus selama 2 minggu atau lebih, berat badan anak tidak naik walau gizi sudah diperbaiki, tidak nafsu makan, demam tanpa sebab jelas selama 2 minggu atau lebih.

Dr. Wiendra menambahkan prinsip pengobatan TB pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan  yang kuat diantaranya : minimal 4 macam obat, dosis yang tepat, ditelan teratur dan diawasi PMO (Pengawas Menelan Obat) sampai selesai pengobatan, pengobatan diberikan dalam 2 tahap yaitu tahap awal dan tahap lanjutan. Yang dimaksud dengan PMO atau pengawas menelan obat ini yaitu seseorang yang sukarela membantu TB dalam masa pengobatan hingga sembuh.

M. Bey A.D. Sonata (Director Technical Services KNCV Tuberculosis Foundation/Challenge TB) yang juga sebagai pembicara kedua dan Butet B Manurung, S.Si., Apt., M.Kes (Senior GMP Specialist, USP PQM Indonesia) sebagai pembicara ketiga pada kuliah tamu tersebut menambahkan selain sebagai Pendampingan pasien TB, Apoteker juga berperan sebagai penemuan kasus yang terjadi pada pasien TB, pemantauan minum obat, mereview resep yang diberikan serta pemantauan efek samping. Apoteker berperan memastikan pasien menelan obat sesuai aturan sejak awal pengobatan sampai sembuh, mengingatkan pasien TB untuk mengambil obat dan periksa ulang dahak sesuai jadwal.