Ada Interaksi antara Daun Seledri dengan obat Hipertensi Kaptopril

Search
Close this search box.

Ada Interaksi antara Daun Seledri dengan obat Hipertensi Kaptopril

Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi merupakan penyakit kardiovaskuler yang prevalensi kejadiannya cukup tinggi dan mengenai lebih dari 1 miliar orang di seluruh dunia. Hipertensi merupakan “silent killer” karena seringkali muncul tanpa gejala dan menyebabkan kematian lebih dari 9 juta orang per tahun di seluruh dunia. Terapi menggunakan obat herbal untuk pengobatan kardiovaskuler semakin meningkat. Pengobatan tradisional menggunakan herbal sebagai alternatif pengobatan banyak dilakukan karena anggapan bahwa herbal lebih aman dan mudah untuk digunakan. Namun pengobatan obat herbal tidak sepenuhnya mampu menurunkan tekanan darah, sehingga masyarakat tetap menggunakan obat sintetik.

Seperti yang disampaikan oleh Doktor Farmasi UI (Dr. Siska, M.Farm., Apt) tanggal 8 Januari 2019 pada sidang promosi terbuka di Ruang Sidang Besar Fakultas Farmasi UI, beliau menyampaikan hasil penelitian nya yang berjudul “Studi Interaksi Farmakodinamik dan Farmakokinetik Kombinasi Kaptopril dan Ekstrak Apium Graveolens L. sebagai Antihipertensi pada Tikus Putih Jantan” bahwa kombinasi kaptopril dan ekstrak Apium Graveolens L atau yang umum disebut seledri mampu menurunkan tekanan darah sebesar 42.34% lebih baik dari pemberian kaptopril tunggal dan sebanding dengan tekanan darah normal tikus. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kombinasi kaptopril dengan ekstrak seledri mampu menurunkan tekanan darah dengan cara diuresis dan natriuresis. Hal ini dibuktikan dengan adanya korelasi antara tekanan darah dengan volume urin, dimana terjadi penurunan tekanan darah diikuti dengan peningkatan volume urin. Seledri merupakan sumber flavonoid diantaranya apigenin, luteolin, dan crysoeriol.

Penelitian yang dilakukan oleh Dr. Siska ini dilakukan secara eksperimental yang terbagi menjadi dua bagian. Bagian pertama adalah pengujian interaksi Farmakokinetik dengan mengambil darah tikus pada titik waktu tertentu setelah pemberian obat dan ekstrak seledri. Konsentrasi kaptopril diukur menggunakan kromatografi cair kinerja ultra tinggi-tandem spektrometri massa. Bagian kedua yaitu pengujian interaksi Farmakodinamik untuk efek antihipertensi dengan metode pengukuran tekanan darah secara non-invasive pada ekor.

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini dilihat dari segi tenaga medis (dokter, ahli farmasi, perawat dll) hasil yang diperoleh dapat dijadikan data preklinik yang mendukung penggunaan herbal dalam pengobatan penyakit khususnya hipertensi, sedangkan dari segi masyarakat dapat menambah wawasan tentang pemanfaatan obat herbal (daun seledri) untuk pengobatan hipertensi. Namun kiranya perlu dilakukan upaya mencegah kemungkinan terjadinya interaksi yang tidak diinginkan antara obat herbal dan sintetik, antara lain dengan memberikan informasi kepada pihak berwenang atau pasien yang menggunakan obat herbal bersamaan dengan obat sintetik dari produsen/ tenaga medis.