Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Indonesia (BEM FF UI) mengadakan diskusi publik bertajuk “Vaksinasi Covid-19: Apakah Keamanannya Terjamin?”. Tema ini diangkat untuk membahas proses vaksinasi Covid-19 di Indonesia yang mengundang banyak kecaman dari masyarakat, baik karena efektivitas dan keamanan vaksin maupun kebijakan pemerintah terkait proses vaksinasi yang diragukan. Selain itu, banyaknya berita hoaks dan miskonsepsi tentang vaksin Covid-19 yang beredar semakin membuat masyarakat khawatir untuk divaksin. Diskusi publik ini diadakan melalui aplikasi telekonferensi Zoom dan disiarkan secara langsung melalui YouTube.
Acara dimulai pada pukul 14.20 WIB dan diawali dengan pembukaan oleh Adelia Suvina Febrila selaku Master of Ceremony dan sambutan oleh Ilham Qurrota A’yun selaku Project Officer, M. Hibban Arasy selaku Ketua BEM FF UI 2021, dan Dr. apt. Mahdi Jufri, M.Si. selaku Dekan Fakultas Farmasi UI. Acara diskusi publik dipimpin oleh Jessica Tumonglo selaku moderator dan terdiri dari dua sesi pemaparan materi, yaitu sesi penjabaran materi oleh Dr. apt. Lucia Rizka Andalusia, M.Pharm, MARS. selaku Direktur Registrasi Obat dan Juru Bicara Covid-19 dari BPOM mengenai “Penyiapan dan Keamanan Vaksin” dan sesi penjabaran materi oleh dr. Panji Hadisoemarto, MPH. selaku Kolaborator Ahli LaporCovid-19 mengenai “Fakta Lapangan Vaksinasi Covid-19”.
Sesi pemaparan materi pertama oleh Dr. apt. Lucia Rizka Andalusia, M.Pharm, MARS. tentang Penyiapan dan Keamanan Vaksin menjelaskan bahwa BPOM RI terus melakukan pengawasan yang ketat terhadap vaksin untuk menjamin mutu, khasiat, dan keamanannya. Hal ini dibuktikan melalui pengawasan dari tahap pre-market hingga tahap post-market terhadap vaksin Covid-19. Selain itu, pada kondisi darurat seperti pandemi Covid-19, BPOM RI juga memberikan Emergency Use Authorization (EUA) melalui kriteria-kriteria penting yang harus dipenuhi. Tim BPOM RI bersama Komnas Penilai Khusus Vaksin COVID-19 menimbang manfaat vaksin harus lebih besar daripada risiko yang terjadi jika tidak diberikan vaksinasi. BPOM RI juga melakukan pengawasan keamanan vaksin melalui farmakovigilans berupa aktivitas surveilans Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI). Melalui sesi pemaparan materi ini, seluruh elemen masyarakat diimbau untuk mempercayai kredibilitas dari BPOM RI dalam mengawasi keamanan vaksin Covid-19.
Sesi pemaparan materi kedua oleh dr. Panji Hadisoemarto, MPH. tentang Fakta Lapangan Vaksinasi Covid-19 menjelaskan bahwa sejatinya tidak ada vaksin yang 100% aman tetapi pertimbangannya adalah melalui seberapa berat dan seberapa sering efek samping dari suatu vaksin tersebut. Selain itu, vaksinasi juga dibandingkan dengan kondisi pasien apabila tidak diberikan vaksin dan justru mengalami penyakit Covid-19 yang sangat berat dengan tingkat kematian yang tinggi. Berdasarkan data Randomized Controlled Trial yang dipaparkan oleh dr. Panji, ditemukan bahwa hanya gejala dan nyeri pada tempat penyuntikkan yang memiliki hubungan signifikan secara statistic. Pada kasus efek samping Guillain Barre Syndrome, dr. Panji menyebutkan bahwa tidak ada mekanisme biologis dari Guillain Barre Syndrome dan vaksin Covid-19 sehingga penyebab efek samping perlu untuk ditelusuri lebih lanjut. Melalui sesi pemaparan materi ini, mahasiswa kesehatan diimbau untuk menyampaikan kepada publik tentang kompleksitas keamanan vaksin dan meyakinkan masyarakat agar dapat memiliki persepsi yang benar terkait vaksin Covid-19.
Acara diskusi publik diakhiri dengan sesi tanya jawab dari peserta kepada para narasumber. Sesi tanya jawab berlangsung secara kondusif, kritis, dan terbuka. Selain itu, terdapat pengumuman pemenang games dari rangkaian games yang telah dibuat sebelumnya. Kesimpulan dari diskusi publik ini adalah masyarakat diharapkan tetap terbuka dan kritis dengan informasi terkait keamanan vaksin Covid-19. Selain itu, mahasiswa dan tenaga kesehatan juga memiliki peran penting sebagai kanal informasi bagi masyarakat dalam menyampaikan informasi dan meluruskan miskonsepsi terkait vaksin Covid-19 sehingga vaksinasi Covid-19 di Indonesia dapat berjalan dengan lancar.