Doktor Ilmu Farmasi UI Kembangkan Sediaan Transdermal Nanoemulgel Celastrol dan Evaluasi Aktivitas Antiinflamasi

Doktor Ilmu Farmasi UI Kembangkan Sediaan Transdermal Nanoemulgel Celastrol dan Evaluasi Aktivitas Antiinflamasi

“Celastrol dikenal sebagai senyawa utama dari tumbuh tumbuhan Tripterygium Wilfrodii F Hook dari keluarga Celastreceae. Khasiat utama dari senyawa tersebut adalah kemampuannya dalam melawan aktivitas antiinflamasi dari beberapa sumber penyebab timbulnya inflamasi, khususnya pada beberapa kasus inflamasi yang disebabkan oleh kanker dan autoimun”, jelas Dr apt Nur Alam Abdullah MSi pada acara Promosi Doktor Ilmu Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Indonesia (FFUI), hari Selasa (26/07/2022).

7 orang tim penguji yang hadir secara luring di ruang sidang (Sumber: Dokumentasi Humas Fakultas Farmasi UI)

Acara promosi doktor dilangsungkan secara hybrid dengan calon doktor be  rnama apt. Nur Alam Abdullah, M.Si. Turut hadir pada acara tersebut Prof. Dr. apt. Arry Yanuar, M.Si. selaku Ketua Sidang, Dr. apt. Mahdi Jufri, M.Si. selaku Promotor, Prof. Dr. apt. Abdul Mun’im, M.Si. selaku Ko-Promotor 1, Dr. apt. Fadlina Chany Saputri, M.Si. selaku Ko-Promotor 2, Prof. apt. Silvia Surini, M.Pharm.Sc., Ph.D. selaku Penguji I, Prof. Dr. apt. Retnosari Andrajati, M.S. selaku Penguji II, Prof. Dra. apt. Esti Hendradi, M.Si., Ph.D. selaku Penguji III, dan Dr. apt. Sutriyo, M.Si. selaku Penguji IV.

Sidang Terbuka Promosi Doktor dibuka oleh Prof. Dr. apt. Arry Yanuar, M.Si. selaku Ketua Sidang dan dilanjutkan dengan sesi pemaparan materi oleh calon doktor. Nur Alam mengawali pembahasan tujuan dan metode analisis dalam penelitian eksperimentalnya yang berjudul “Pengembangan Sediaan Transdermal Nanoemulgel Celastrol dan Evaluasi Aktivitas Antiinflamasi”. Riset ini merupakan publikasi penelitian nanoemulsi Celastrol pertama yang menggunakan fase minyak Virgin Coconut Oil (VCO).

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan celastrol menjadi sediaan yang dapat meminimalkan efek samping dan toksisitas yang lebih besar kemungkinan muncul bila digunakan per oral. Diketahui bahwa kulit merupakan salah satu anatomi tubuh yang berfungsi melindungi tubuh dari serangan penyakit dan merupakan tempat berpenetrasinya beberapa obat. Dilaporkan juga bahwa lipofilitas celastrol memiliki kesamaan karakter dengan keadaan kulit sehingga bila selastrol diberikan melalui rute kulit atau transdermal, diharapkan dapat berpenetrasi maksimal dengan atau tanpa munculnya risiko efek samping. Saat ini sistem penghantaran transdermal telah beredar luas di pasaran dan merupakan tren terbaru dalam terapi.

“Rute transdermal merupakan jawaban tantangan celastrol, maka rute transdermal adalah pilihan yang tepat dan cocok dengan bentuk formulasi Nanoemulgel sehingga kontrol jumlah dosis dapat diatur tanpa menimbulkan efek samping. Memiliki bobot molekul < 500 dalton, celastrol dianggap cukup memenuhi syarat pertama untuk dikembangkan menjadi sediaan transdermal”, jelas Nur Alam.

Untuk mencapai tujuan penelitian, pertama dilakukan optimasi basis nanoemulsi dengan menerapkan diagram pseudoternary2 untuk menentukan area basis nanoemulsi yang baik dan stabil melalui evaluasi karakteristik nanoemulsi. Kedua, dilakukan pembuatan sediaan nanoemulgel Celastrol serta evaluasi sediaan dengan menambahkan pengukuran efisiensi penyerapan kadar Celastrol, pengukuran kadar pH, viskositas, dan stabilitas. Ketiga, dilakukan uji in vitro pada metode sel difusi Franz. Keempat, dilakukan pemeriksaan kadar Celastrol dalam darah tikus secara parsial menggunakan metode ilmiah. Kelima, dilakukan uji in vivo aktivitas antiinflamasi.

Dr. apt. Nur Alam Abdullah, M.Si sedang memaparkan hasil penelitian (Sumber: Dokumentasi Humas Fakultas Farmasi UI)

Dari hasil penelitian pengembangan formulasi Celastrol menjadi sediaan transdermal nanoemulgel, diperoleh karakteristik sediaan yang baik dan stabil. Sediaan ini juga memiliki aktivitas antiinflamasi yang baik terhadap hewan uji tikus. Selain itu, sediaan terpilih formula 3 (F3) transdermal nanoemulgel Celastrol mampu berpenetrasi baik secara in vitro menggunakan sel difusi Franz dan dapat dipertahankan tetap berada pada kadar rata-rata 4,0-4,2 µg /mL sebagai kontrol atas risiko munculnya efek samping yang toksik.

Penyampaian keputusan hasil sidang tertutup oleh tim penguji (Sumber: Dokumentasi Humas Fakultas Farmasi UI)

Proses sidang terbuka dilanjutkan dengan penyampaian sanggahan dari tim penguji atas materi disertasi yang telah dipaparkan oleh calon doktor. Kemudian, tim penguji melakukan sidang tertutup untuk penentuan kelulusan. Berdasarkan disertasi yang diajukan serta pertimbangan penguji atas pembelaan dan argumentasi Nur Alam terhadap para penyanggah, tim penguji memutuskan untuk mengangkat apt. Nur Alam Abdullah, M.Si. menjadi Doktor dalam bidang Ilmu Farmasi dengan yudisium sangat memuaskan.

Dr. apt. Mahdi Jufri, M.Si memberikan sambutan dan ringkasan pencapaian yang diraih oleh Promovendus (Sumber: Dokumentasi Humas Fakultas Farmasi UI)

Dr. Mahdi selaku Ketua Tim Promotor kemudian menyampaikan sambutan dan ringkasan dari pencapaian yang telah diraih oleh Dr. apt. Nur Alam Abdullah, M.Si. “Saudara Dr. Nur Alam Abdullah dengan ketekunannya mempelajari sistem software 7.0 untuk membangun pseudoternary nanoemulsion yang stabil hingga berhasil menguasai penggunaan software tersebut. Sebelum melakukan seminar hasil, Saudara Dr. Nur Alam juga telah berhasil mempublikasikan hasil penelitiannya di jurnal internasional bereputasi.” ungkap Dr. Mahdi. Pada sambutannya, Dr. Mahdi juga berharap agar hasil penelitian yang dilakukan oleh Dr. Nur Alam dapat diteruskan hingga uji klinis sehingga dapat diwujudkan sediaan yang dapat digunakan sebagai antiinflamasi secara topikal.