Doktor Ilmu Farmasi UI: Pemberian Ekstrak Biji Petai Cina Berpotensi Cegah Sistitis Hemoragik pada Penggunaan Obat Kemoterapi Siklofosfamid

Doktor Ilmu Farmasi UI: Pemberian Ekstrak Biji Petai Cina Berpotensi Cegah Sistitis Hemoragik pada Penggunaan Obat Kemoterapi Siklofosfamid

“Siklofosfamid merupakan obat kemoterapi yang secara luas digunakan dalam penanganan berbagai jenis kanker. Namun, dalam penggunaannya terdapat salah satu efek samping berupa sistitis hemoragik pada kandung kemih. Biji petai cina mengandung senyawa sulfidril yang berpotensi digunakan sebagai alternatif untuk mencegah terjadinya sistitis hemoragik melalui induksi produksi dan metabolisme glutation”, ujar Dr. apt. Sri Wardatun, M.Farm pada acara Promosi Doktor Ilmu Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Indonesia (FFUI), hari Rabu (27/07/2022).

Promovenda bersama seluruh tim penguji (Sumber: Dokumentasi Humas Fakultas Farmasi UI)

Acara promosi doktor dilangsungkan secara hybrid dengan calon doktor bernama apt. Sri Wardatun, M.Farm. Turut hadir pada acara tersebut Prof. Dr. apt. Arry Yanuar, M.Si. selaku Ketua Sidang, Prof. Dr. apt. Yahdiana Harahap, M.S. selaku Promotor, Prof. Dr. dr. Noorwati Sutandyo, Sp.PD., KHOM. selaku Ko-Promotor 1, Prof. Dr. apt. Abdul Mun’im, M.Si. selaku Ko-Promotor 2, Prof. Dr. apt. Berna Elya, M.Si. selaku Penguji I, Prof. Dr. apt. Hayun, M.Si. selaku Penguji II, Prof. Dr. apt. Mochamad Yuwono, M.S. selaku Penguji III, dan Dr. apt. Fadlina Chany Saputri, M.Si. selaku Penguji IV.

Prof. Dr. apt. Arry Yanuar, M.Si selaku Ketua Sidang membuka Sidang Promosi Doktor (Sumber: Dokumentasi Humas Fakultas Farmasi UI)

Sidang Terbuka Promosi Doktor dibuka oleh Prof. Dr. apt. Arry Yanuar, M.Si. selaku Ketua Sidang. Selanjutnya, pada sesi pemaparan materi, Sri mengawali pembahasan tujuan dan metode analisis dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis 4-Hidroksisiklofosfamid dan Asam 3-Hidroksipropil Merkapturat setelah Pemberian Ekstrak Biji Petai Cina pada Tikus Sistitis Hemoragik Terinduksi Siklofosfamid”.

Dalam penelitiannya, Sri melakukan analisis asam 3-hidroksipropil merkapturat dalam urin dan 4-hidroksisiklofosfamid dalam plasma untuk menilai potensi ekstrak Biji Petai Cina dalam mencegah terjadinya sistitis hemoragik pada tikus terinduksi siklofosfamid. “Untuk mencapai tujuan analisis tersebut, dilakukan optimasi pelarut pengekstraksi untuk memperoleh konsentrasi pelarut maksimum yang dapat menghasilkan senyawa sulfidril maksimum dan mimosin minimum. Selanjutnya, dilakukan strandarisasi ekstrak, validasi metode analisis menggunakan KCKUT SM/SM, serta analisis kadar senyawa secara in vivo sehingga diperoleh aktivitas ekstrak Biji Petai Cina”, jelasnya.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa etanol 70% merupakan pelarut yang menghasilkan ekstrak dengan kadar sulfidril tertinggi dan kadar mimosin terendah pada biji petai cina yang telah direndam selama 24 jam. Ekstrak etanol 70% biji petai cina memenuhi standar mutu ekstrak obat tradisional. Metode analisis 3-HPMA dalam urin dan 4-hidroksisiklofosfamid dalam plasma menggunakan KCKUT SM/SM telah tervalidasi sesuai acuan FDA, 2018 dan EMA, 2011 dan dapat diterapkan dalam analisis in vivo. Pemberian ekstrak etanol 70% biji petai cina dapat meningkatkan kadar 3-HPMA dalam urin dan tidak mempengaruhi kadar metabolit aktif 4-hidroksisiklofosfamid dalam plasma.

Calon Doktor apt. Sri Wardatun, M.Farm sedang menjelaskan ringkasan disertasi (Sumber: Dokumentasi Humas Fakultas Farmasi UI)

“Pemberian ekstrak biji petai cina memberikan pengaruh positif pada hasil uji histopatologi kandung kemih dan pada profil hematologi tikus. Ekstrak biji petai cina berpotensi untuk digunakan sebagai alternatif dalam mencegah terjadinya sistitis hemoragik pada penggunaan siklofosfamid”, ujar Sri.

Berdasarkan disertasi yang diajukan serta pertimbangan penguji atas argumentasi Sri, tim penguji memutuskan untuk mengangkat apt. Sri Wardatun, M.Farm. menjadi Doktor dalam bidang Ilmu Farmasi dengan yudisium cumlaude.

Prof. Dr. apt. Yahdiana Harahap, M.S selaku Promotor sedang memberikan sambutan (Sumber: Dokumentasi Humas Fakultas Farmasi UI)

 “Penelitian Ibu Sri luar biasa kompleks dan Ibu bisa menyelesaikannya dengan baik. Penelitian ini diangkat karena siklofosfamid yang merupakan obat kemoterapi ini masih banyak efek sampingnya, terutama sistitis hemoragik pada kandung kemih. Pemberian ekstrak Biji Petai Cina memberikan pengaruh positif pada hasil uji hispatologi dan hematologi, sehingga sangat berpotensi untuk digunakan sebagai alternatif dalam mencegah sistitis hemoragik pada penggunaan siklofosfamid. Ibu Sri juga telah mengembangkan metode dua matriks biologi di dalam plasma dan urin yang kemudian divalidasi sesuai guideline internasional, dan itu sangat luar biasa,” ungkap Prof. Yahdiana dalam sambutannya selaku Promotor. Pada sambutannya, Prof. Yahdiana juga berharap agar penelitian yang dilakukan oleh Dr. Sri dapat dilanjutkan untuk membantu para klinisi dalam mengatasi sistitis hemoragik.