FFUI dan FKUI Selenggarkan Penyuluhan Penyakit Degenaratif dan Pembuatan Teh Herbal di Kelurahan Penganjuran, Banyuwangi

Cari
Tutup kotak pencarian ini.

FFUI dan FKUI Selenggarkan Penyuluhan Penyakit Degenaratif dan Pembuatan Teh Herbal di Kelurahan Penganjuran, Banyuwangi

“Penyakit degeneratif menjadi momok bagi sebagian besar populasi Indonesia yang mulai memasuki usia 30 tahun ke atas. Penyakit ini dikenal sebagai hipertensi atau tingginya tekanan darah, hiperkolesterol atau tingginya kadar kolesterol total, diabetes melitus dan tingginya asam urat”, ujar Dr. apt. Anton Bahtiar, M.Biomed (Ketua Program Pengabdian Masyarakat Fakultas Farmasi Universitas Indonesia) dalam acara Pengabdian Masyarakat di Kelurahan Penganjuran, Kebupaten Banyuwangi, pada hari Rabu (20/07/2022).

Tim Peneliti dan Pengabdi Fakultas Farmasi Universitas Indonesia (FFUI) bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) memberikan sosialisasi kepada masyarakat Kelurahan Penganjuran untuk sadar kesehatan di usia lanjut. “Penyakit yang wajib dipahami adalah hipertensi, diabetes melitus, hiperkolesterol dan tingginya asam urat. Kesemuanya itu masuk dalam sindrom metabolik”, lanjut Dr. Anton.

Hal senada juga disampaikan oleh Yuda Teguh Siswanto, S.STP., M.M., Kepala Kelurahan Penganjuran, mengenai adanya program “Banyuwangi Rebound”. “Program ini mencakup tiga pilar penting yaitu tangguh pandemi, pulihkan ekonomi dan merajut harmoni. Kesehatan menjadi hal yang penting untuk mendukung tercapainya program Banyuwangi Rebound, salah satunya adalah langkah tanggap COVID-19 melalui vaksinasi dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara umum”, kata Yuda.

Dalam program penyuluhan kepada sekitar 50 orang warga Kelurahan Penganjuran juga dilaksanakan pemeriksaan kesehatan terkait penyakit degeneratif yang meliputi pemeriksaan tekanan darah, kadar gula darah sewaktu, kadar kolesterol total, serta kadar asam urat. Dalam pemeriksaan tersebut diperoleh hasil penduduk yang memiliki tekanan darah >120/80 mgHg berjumlah 71,4%, kadar kolesterol total > 200mg/dL berjumlah 57%, kadar asam urat >6-7 mg/dL berjumlah 65,3% serta kadar gula darah sewaktu 140 mg/dL berjumlah 32,7%.

“Dari data yang kita dapatkan, mayoritas penduduk kelurahan Penganjuran mengalami Hipertensi, hiperkolesterol serta hiperurisemia yang merupakan faktor risiko penyakit kardiovaskuler” jelas Dr. Anton. Oleh sebab itu pada penyuluhan, tim pengabdi berusaha menyadarkan para peserta untuk lebih sadar akan kesehatan diri sehingga dapat terhindar dari risiko penyakit kardiovaskuler dan kualitas hidup meningkat.

Upaya yang ditekankan diantaranya mengurangi makan-makanan berlemak serta mengurangi konsumsi gula yang biasa terhidang di minuman kopi yang dapat mereka minum sampai 6 kali sehari pada kondisi sebelumnya. Serta upaya menanamkan pengetahuan obat herbal yang banyak terdapat di daerah sekitar Banyuwangi, salah satunya adalah buah naga yang memiliki potensi sebagai antioksidan.

Dalam kesempatan ini, tim pengabdi mengajarkan kepada peserta tentang cara pembuatan teh herbal yang berbahan dasar batang tanaman naga yang dipotong dan dikeringkan, kemudian dihaluskan hingga menjadi serbuk teh. Potensi daging buah naga untuk kesehatan ini telah diteliti oleh Dr. Tri Wahyuni, salah satu tim dari Pengabdian Masyarakat ini. Masyarakat diharapkan dapat mengolah sendiri sambil memanfaatkan kearifan lokal Banyuwangi sebagai upaya meningkatkan derajat kesehatan diri dan keluarga.