FFUI dan FKUI Gelar Penyuluhan tentang Kesehatan Reproduksi Remaja, Pengelolaan Bencana serta Identifikasi Boraks pada Jajanan di SMPN 1 Cluring Banyuwangi.

Cari
Tutup kotak pencarian ini.

FFUI dan FKUI Gelar Penyuluhan tentang Kesehatan Reproduksi Remaja, Pengelolaan Bencana serta Identifikasi Boraks pada Jajanan di SMPN 1 Cluring Banyuwangi.

Rabu (03/08/2022) – Tim Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia yang berasal dari Fakultas Farmasi dan Fakultas Kedokteran kembali berkolaborasi mengadakan kegiatan Penyuluhan di SMPN 1 Cluring, Banyuwangi. Pada pertemuan sebelumnya, Tim Pengabdi dan Sri Wahju Prihatin, S.Pd., M.Pd selaku Kepala Sekolah SMPN 1 Cluring sepakat untuk memberikan materi penyuluhan yang sangat dibutuhkan oleh murid-murid SMPN 1 Cluring saat ini.

Para Murid SMPN 1 Cluring melakukan registrasi sebelum memasuki ruang penyuluhan (Sumber: Dokumentasi Tim Pengmas FFUI dan FKUI)

Lebih lanjut, Sri mengatakan bahwa pembelajaran online pada masa Pandemi Covid-19 sangat mempengaruhi moral murid-murid di daerah Banyuwangi. Dengan bebasnya tayangan informasi melalui internet termasuk tanyangan dewasa dan didukung dengan banyaknya waktu luang selama pembelajaran online, menyebabkan banyak pelajar SMP yang memerlukan panduan dalam memahami informasi dewasa melalui penyuluhan terkait Kesehatan reproduksi remaja. Disamping itu, dengan dimulainya lagi pembelajaran luring, Unit Kesehatan Sekolah akan diaktifkan kembali, termasuk Palang Merah Remaja (PMR) yang memerlukan pelatihan untuk meningkatkan ketrampilan serta ilmu mereka.

Pemaparan materi oleh Dr. apt. Anton Bahtiar, M.Biomed (Sumber: Dokumentasi Tim Pengmas FFUI dan FKUI)

Pemaparan materi tentang Kesehatan Reproduksi Remaja disampaikan oleh Dr. apt. Anton Bahtiar, M.Biomed selaku Ketua Pengabdian Masyarakat sekaligus Dosen Fakultas Farmasi UI. “Isu-Isu Kesehatan yang perlu dipahami oleh masyarakat diantaranya kesehatan reproduksi,  gizi, kebersihan diri dan sanitasi, kekerasan dan cedera NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Aditif), IMS, HIV/AIDS dan penyakit menular lainnya, dan penyakit tidak menular serta kesehatan mental”, ujar Dr. Anton. Pada kesempatan ini Dr. Anton menekankan sekali hubungan kedekatan pertemanan antara murid laki-laki dan murid perempuan agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan diantaranya dengan memaparkan konsekuensinya yaitu kehamilan yang tidak diinginkan, aborsi, penyakit infeksi menular seksual sampai HIV-AIDS.

Pemaparan materi oleh apt. Linda Erlina, M.Farm (Sumber: Dokumentasi Tim Pengmas FFUI dan FKUI)

Sesi acara dilanjutkan dengan Pemaparan materi Penyuluhan Duta UKS oleh apt. Linda Erlina, M.Farm. Pada materi ini apt. Linda, yang merupakan Dosen Fakultas Kedokteran UI menekankan pentingnya tindakan Lifting and Moving (Mengangkat dan Memindahkan) pada keadaan tertentu atau saat bencana yang membutuhkan mekanisme transportasi berupa pengangkatan dan perpindahan korban. “Prinsip umum pengangkatan dan pemindahan korban agar mudah dilakukan dan tidak mencederai penolong adalah posisi tubuh yang benar serta teknik lifting and moving.  Teknik lifting and moving dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan situasi yang dihadapi yaitu perpindahan gawat-darurat dan nongawat-darurat”, tambah apt. Linda.

Pemaparan dan pelatihan uji kandungan boraks pada jajanan kantin sekolah dengan Bunga Ruellia oleh Dr. Ade Arsianti, S.Si., M.Si. (Sumber: Dokumentasi Tim Pengmas FFUI dan FKUI)

Kegiatan selanjutnya yang tidak kalah penting bagi para anak sekolah yaitu pemaparan dan pelatihan uji kandungan boraks pada makanan atau jajanan. “Bunga Ruellia banyak tumbuh di halaman SMPN 1 Cluring, sehingga menjadi ide bagi tim kami untuk memberikan pengetahuan cara deteksi boraks pada makanan/jajanan dengan cara sederhana dan mudah diaplikasikan oleh murid-murid SMPN 1 Cluring”, kata Dr. Ade Arsianti, S.Si., M.Si, Dosen Fakultas Kedokteran UI. Pada kesempatan tersebut diperiksa beberapa jajanan yang ada disekitar sekolah, dan didapatkan yang positif mengandung boraks adalah “bleng” dan “ kerupuk gendar”. Dari hasil ini diharapkan murid-murid dapat menguji sendiri jajan mereka, sehingga mereka bisa menjaga kesehatannya selalu.

Pengecekan kandungan Boraks pada jajanan di SMPN 1 Cluring dengan Bunga Ruellia (Sumber: Dokumentasi Tim Pengmas FFUI dan FKUI)

Dr. Ade menjelaskan bahwa boraks bila dikonsumsi dapat mengakibatkan gangguan fisik dan kesehatan, seperti sakit perut, pusing, mual, batuk, sakit tenggorokan, diare dan keracunan, serta dalam jangka waktu lama terakumulasi dalam tubuh dapat menyebabkan kanker, gangguan tumbuh kembang pada anak, mengakibatkan kerusakan fungsi otak yang dapat menghambat aspek kognitif anak yang akan mempengaruhi nilai akademis anak usia sekolah.

Pemeriksaan Kesehatan yang terdiri dari Tekanan darah, gula darah, kolesterol total, dan kadar asam urat (Sumber: Dokumentasi Tim Pengmas FFUI dan FKUI)

Terakhir, tim Pengmas UI melakukan pemeriksaan kesehatan yang terdiri dari tekanan darah, gula darah, kolesterol total dan kadar asam urat kepada para murid. Hasil pemeriksaan di SMPN 1 Cluring dengan peserta berumur muda 13-15 tahun, memperlihatkan 24% peserta mempunyai  tekanan darah >120/80 mmHg; 26.7% peserta mempunyai kadar kolesterol >200 mg/dL; 22.7% peserta memiliki kadar asam urat > 6-7 mg/dL; tetapi seluruh peserta masih memiliki kadar gula darah yang normal.

Dari hasil ini terlihat sejak usia dini kecenderungan untuk risiko penyakit Kardiovaskular di wilayah Banyuwangi sudah dimulai sejak masa remaja karena kurang lebih 20-25% murid-murid SMP sudah terjadi peningkatan pada tekanan darah, kadar kolesterol dan kadar asam urat darah. “Hal ini kemungkinan diakibatkan pola hidup dan pola makan yang mengandung lemak tinggi, glukosa tinggi, dan purin tinggi. Oleh sebab itu perlu sekali penyuluhan pencegahan penyakit degeneratif secara berulang di sekolah-sekolah terutama di SMP wilayah Banyuwangi”, ujar Dr. Anton.