Depok, 7 Januari 2025 – Fakultas Farmasi Universitas Indonesia (FFUI) mengadakan sidang terbuka Promosi Doktor bagi Dr. Dra. Adelina Simamora, M.S., M.Sc (Pharm) dengan judul disertasi “Ekstraksi Hijau Temulawak Menggunakan NADES dan Potensinya sebagai Agen Antifatigue”. Sidang promosi ini berlangsung pada tanggal 7 Januari 2025 di Ruang Sidang Besar, Gedung Pascasarjana FFUI, Kampus UI Depok.

Sidang promosi dipimpin oleh Ketua Sidang, Prof. Dr. apt. Arry Yanuar, M.Si., dan dihadiri oleh promotor Prof. Dr. Abdul Mun’im, M.Si., serta dua kopromotor, Prof. Dr. Kris Herawan Timotius dan Dr. apt. Heri Setiawan, M.Sc. Penguji yang turut serta dalam sidang ini adalah Prof. Dr. apt. Berna Elya, M.Si., Prof. Dr. Mizaton Hazizul Hasan, Prof. Dr. apt. Herman Suryadi, M.S., dan Prof. Dr. Masteria Yunovilsa Putra.
Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.), tanaman obat asli Indonesia, telah dikenal dengan berbagai manfaat kesehatan, seperti antioksidan, antikanker, antiinflamasi, dan aktivitas hepatoprotektif. Salah satu senyawa utama yang terdapat dalam temulawak adalah xanthorrhizol, yang memiliki berbagai khasiat medis. Namun, proses ekstraksi xanthorrhizol menggunakan pelarut organik konvensional seperti etanol dapat menimbulkan masalah lingkungan dan kesehatan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan metode ekstraksi yang lebih ramah lingkungan, menggunakan natural deep eutectic solvent (NADES), yang terbukti lebih aman dan biokompatibel.
Dr. Adelina berhasil mengembangkan metode ekstraksi temulawak menggunakan NADES yang lebih ramah lingkungan, yaitu kombinasi kolin klorida dan glukosa dengan asam laktat sebagai donor ikatan hidrogen. Hasil ekstraksi ini menghasilkan perolehan xanthorrhizol dan kurkuminoid yang lebih tinggi dibandingkan dengan ekstraksi konvensional menggunakan etanol. Lebih lanjut, ekstrak temulawak yang diperoleh menunjukkan aktivitas perlindungan terhadap kerusakan oksidatif DNA dan memiliki stabilitas yang baik saat disimpan pada suhu rendah.

Studi antifatigue yang dilakukan pada mencit menunjukkan bahwa ekstrak NADES temulawak dapat meningkatkan waktu berenang secara dosis-dependen, meningkatkan kadar ATP dan AMPK pada otot mencit, serta menurunkan kadar urea nitrogen serum yang berhubungan dengan kelelahan. Temulawak dengan metode ekstraksi hijau ini berpotensi untuk dikembangkan sebagai suplemen makanan antifatigue yang aman dan efektif.
Penelitian ini memberikan kontribusi signifikan dalam pengembangan ekstraksi temulawak yang lebih ramah lingkungan menggunakan NADES, serta mengungkap potensi temulawak sebagai agen antifatigue. Temulawak, dengan ekstraksi hijau menggunakan NADES, dapat menjadi alternatif suplemen yang lebih aman dan bermanfaat untuk mengatasi kelelahan dan mendukung metabolisme energi.

Penelitian yang kompleks ini membawa Dr. Adelina meraih gelar Doktor Ilmu Farmasi dengan yudisium summa cumlaude berdasarkan penilaian dari seluruh tim penguji. Prof. Dr. apt. Abdul Mun’im, M,Si. mengungkapkan, “Penelitian yang dilakukan oleh Dr. Adelina ini merupakan langkah penting dalam pengembangan metode ekstraksi yang lebih ramah lingkungan untuk mendapatkan senyawa bioaktif dari temulawak. Melalui pendekatan ekstraksi menggunakan NADES, penelitian ini tidak hanya memberikan kontribusi terhadap keberlanjutan dalam penelitian farmasi, tetapi juga membuka peluang baru untuk pemanfaatan temulawak sebagai agen antifatigue yang aman dan efektif. Hasil penelitian ini diharapkan dapat mendorong pengembangan produk-produk kesehatan yang lebih ramah lingkungan dan bermanfaat bagi masyarakat.”
Media Kontak:
Alya Naziihah 085749771244
Humas FFUI