Fakultas Farmasi

FFUI Hadiri Kratom Update Symposium 2025: Perkuat Kolaborasi Riset Regional Asia Tenggara

Jimbaran, Bali, 8 Oktober 2025 — Fakultas Farmasi Universitas Indonesia (FFUI) menghadiri Kratom Update Symposium 2025, sebuah pertemuan ilmiah regional yang membahas perkembangan terbaru dalam penelitian tanaman kratom (Mitragyna speciosa). Kegiatan ini diselenggarakan di Jimbaran Bay Beach Resort and Spa, dan diinisiasi oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sebagai wadah kolaborasi antara peneliti Indonesia, Malaysia, dan Thailand.

Kehadiran delegasi FFUI dalam simposium ini menunjukkan komitmen fakultas untuk terus berperan aktif dalam riset berbasis bahan alam, terutama yang berkaitan dengan tanaman potensial di kawasan Asia Tenggara. Fakultas Farmasi UI diwakili oleh Dekan Prof. Dr. apt. Arry Yanuar, M.Si.; Wakil Dekan Bidang Pendidikan, Penelitian, dan Kemahasiswaan Prof. Dr. apt. Fadlina Chany Saputri, M.Si.; serta dua dosen peneliti, Dr. apt. Donna Maretta Ariestanti, M.Si. dan Rezi Riadhi Syahdi, M.Farm., D.Sc.

Kratom Update Symposium 2025 menjadi ajang penting untuk berbagi hasil riset terbaru mengenai aspek tradisional, kimia, farmakologi, saraf (neuroscience), dan implikasi kesehatan dari tanaman Mitragyna speciosa.

Simposium ini dihadiri oleh para peneliti, akademisi, dan praktisi dari berbagai institusi riset di kawasan Asia Tenggara, dengan dukungan pendanaan dari pelaku industri kratom asal Amerika Serikat, Indonesia, Thailand, dan Malaysia. Kehadiran berbagai pihak ini mencerminkan minat global terhadap potensi ilmiah dan ekonomi tanaman kratom, sekaligus perlunya riset lintas negara yang bertanggung jawab dan berbasis bukti ilmiah.

Dalam kegiatan ini, Dekan Fakultas Farmasi UI, Prof. Dr. apt. Arry Yanuar, M.Si., menyampaikan apresiasi terhadap inisiatif BRIN dalam mempertemukan para peneliti regional untuk membahas tanaman kratom secara komprehensif.

“Kratom merupakan tanaman yang memiliki potensi besar, namun juga menuntut pendekatan ilmiah yang hati-hati. Melalui forum seperti ini, kita dapat memastikan riset yang dilakukan bersifat kolaboratif, transparan, dan berorientasi pada keamanan serta manfaat kesehatan masyarakat,” ujar Prof. Arry Yanuar.

Selain itu, partisipasi para dosen dan peneliti FFUI juga memperkuat jejaring kolaborasi riset antaruniversitas dan lembaga riset di kawasan Indonesia–Malaysia–Thailand, sebagai bagian dari konsorsium riset regional yang berfokus pada fitokimia, farmakologi, dan pengembangan produk berbasis bahan alam tropis.

Kratom Update Symposium 2025 menandai langkah penting dalam memperkuat diplomasi riset ilmiah Indonesia di tingkat regional. Melalui kolaborasi ini, FFUI berkomitmen untuk mendorong pengembangan penelitian farmasi yang etis, berkelanjutan, dan berbasis bukti ilmiah (evidence-based research), terutama terkait tanaman obat tropis yang memiliki nilai strategis bagi kesehatan dan ekonomi masyarakat.

Dalam kesempatan yang sama, Prof. Dr. apt. Fadlina Chany Saputri, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Pendidikan, Penelitian, dan Kemahasiswaan FFUI, menegaskan pentingnya forum ilmiah seperti ini untuk memperkuat pendekatan multidisipliner dalam penelitian bahan alam.

“Kratom memiliki potensi farmakologis yang besar, tetapi perlu dikaji secara komprehensif dari berbagai aspek, mulai dari keamanan, toksikologi, hingga regulasi. Melalui kolaborasi lintas negara, kita dapat memastikan bahwa penelitian mengenai tanaman ini dilakukan secara ilmiah, beretika, dan berorientasi pada manfaat kesehatan masyarakat,” ujar Prof. Fadlina Chany Saputri.

Beliau juga menambahkan bahwa keterlibatan FFUI dalam forum ini merupakan langkah strategis untuk memperluas jejaring penelitian internasional, memperkuat reputasi akademik Indonesia, serta mengintegrasikan hasil riset ke dalam pengembangan pendidikan farmasi yang berbasis sains dan keberlanjutan.

Dengan keikutsertaan dalam Kratom Update Symposium 2025, Fakultas Farmasi UI mempertegas perannya sebagai pusat keunggulan riset farmasi berbasis bahan alam yang tidak hanya berorientasi pada inovasi ilmiah, tetapi juga berkomitmen terhadap kolaborasi regional dan tanggung jawab ilmiah dalam pengembangan tanaman obat tropis.

Scroll to Top