Fakultas Farmasi

FFUI Tampilkan Inovasi Pangan Berkelanjutan di Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2025

Jakarta, 10–11 Oktober 2025 — Fakultas Farmasi Universitas Indonesia (FFUI) berpartisipasi aktif dalam Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2025, sebuah ajang kolaborasi global yang berfokus pada penguatan investasi hijau dan inovasi berkelanjutan. Kegiatan yang berlangsung di Jakarta International Convention Center (JICC) ini diselenggarakan oleh Kementerian Investasi Republik Indonesia bersama sejumlah mitra nasional dan internasional, dan dihadiri oleh lebih dari seribu peserta dari berbagai kalangan mulai dari pemerintah, akademisi, industri, hingga lembaga keuangan.

Partisipasi FFUI pada forum ini menjadi bentuk nyata komitmen fakultas dalam mendukung pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) melalui riset inovatif berbasis sains farmasi dan pangan fungsional. Pada Science Corner ISF 2025, FFUI menampilkan produk hasil penelitian unggulan yaitu “Exalta (Nutrient Power Bar)”, sebuah inovasi pangan berbasis keberlanjutan yang dirancang untuk mendukung gaya hidup sehat sekaligus memanfaatkan bahan baku alami lokal secara efisien dan ramah lingkungan.

“Keterlibatan FFUI dalam forum ini menunjukkan peran strategis dunia akademik dalam mendorong inovasi yang berorientasi pada keberlanjutan. Melalui riset dan produk seperti Exalta, kami ingin memperlihatkan bagaimana ilmu farmasi dapat berkontribusi langsung terhadap isu lingkungan, ketahanan pangan, dan kesehatan masyarakat,” ujar Prof. Dr. apt. Arry Yanuar, M.Si., Dekan Fakultas Farmasi UI.

Dalam kegiatan ISF 2025, FFUI hadir sebagai representasi akademisi yang menghubungkan ilmu kefarmasian dengan praktik keberlanjutan industri. Melalui riset multidisipliner yang melibatkan bidang kimia farmasi, teknologi pangan, dan bioekonomi hijau, tim peneliti FFUI mengembangkan Exalta (Nutrient Power Bar) sebagai bentuk konkret penerapan sains dalam mendukung ekonomi hijau.

Produk ini dikembangkan dengan prinsip zero waste dan sirkularitas sumber daya, memanfaatkan bahan alami lokal yang bernilai gizi tinggi, sekaligus mengedepankan efisiensi energi dalam proses produksinya. Pendekatan ini sejalan dengan semangat transisi industri hijau yang menjadi salah satu fokus utama ISF 2025.

ISF 2025 menghadirkan berbagai sesi utama seperti sesi pleno (plenary sessions), sesi tematik (thematic sessions), leadership roundtable, serta pameran dan Science Corner.

Diskusi strategis dalam sesi pleno menyoroti investasi hijau, energi terbarukan, transisi industri, dan penguatan pasar karbon, sementara sesi tematik membahas isu seperti pertanian berkelanjutan, pengelolaan air, transportasi hijau, hilirisasi mineral kritis, dan pembiayaan keberlanjutan.

Kehadiran FFUI dalam kegiatan ini menegaskan posisi universitas sebagai mitra pengetahuan (knowledge partner) yang aktif memberikan kontribusi ilmiah bagi pengambilan kebijakan publik dan pengembangan inovasi ramah lingkungan.

“Kami melihat partisipasi akademisi dalam forum seperti ISF 2025 sangat penting untuk menjembatani riset dan implementasi kebijakan. Akademik tidak hanya menghasilkan ilmu, tetapi juga solusi konkret yang bisa diadopsi industri dan masyarakat,” tambah Prof. Arry.

Forum ini juga menghadirkan berbagai tokoh nasional. Rosan Perkasa Roeslani, Menteri Investasi dan Industri Hilir, menekankan bahwa ISF merupakan momentum penting bagi Indonesia untuk menegaskan kepemimpinannya di bidang energi terbarukan dan industri hijau. “ISF 2025 bukan sekadar forum diskusi, tetapi juga panggung bagi Indonesia untuk menunjukkan kepemimpinannya di tingkat dunia dalam industri hilir, energi terbarukan, dan ekonomi hijau,” ujar Rosan.

Sementara itu, Agus Harimurti Yudhoyono, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, menyebut bahwa teknologi hijau adalah mesin utama ekonomi baru yang inklusif dan kompetitif. “Teknologi hijau dan pendekatan berkelanjutan merupakan mesin yang kuat untuk menciptakan ekonomi baru yang inklusif dan berdaya saing,” ucapnya.

Senada dengan itu, Anindya Bakrie, Ketua Umum KADIN Indonesia, menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam mempercepat pembiayaan hijau dan penerapan teknologi berkelanjutan. “Kolaborasi lintas sektor di ISF merupakan kunci untuk mempercepat pembiayaan hijau dan adopsi teknologi berkelanjutan,” jelasnya.

Melalui keikutsertaan dalam ISF 2025, Fakultas Farmasi UI memperlihatkan bagaimana riset akademik dapat diterjemahkan menjadi inovasi nyata yang memberikan dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan. Produk Exalta menjadi simbol dari integrasi ilmu kefarmasian dengan prinsip sustainability science, yang menempatkan kesehatan manusia dan planet dalam satu ekosistem keberlanjutan.

Scroll to Top