Depok, 5 November 2025 — Fakultas Farmasi Universitas Indonesia (FFUI) kembali menyelenggarakan kegiatan Guest Lecture bertajuk “The Role Of Clinical Pharmacist In Managing Chronic Diseases: Challenges And Opportunities In The Digital Era” yang dilaksanakan secara daring. Kegiatan ini menghadirkan Prof. Dr Syed Azhar Bin Syed Sulaiman., selaku Senior Professor in Clinical Pharmacy, sebagai narasumber utama.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program akademik FFUI yang bertujuan memperkaya wawasan sivitas akademika dalam Peran Farmasis Klinis dalam Mengelola Penyakit Kronis di Era Digital.
Dalam pemaparannya, Prof. Syed Azhar menjelaskan transformasi digital dalam layanan kesehatan telah membawa perubahan fundamental dalam praktik kefarmasian klinis, terutama dalam pengelolaan penyakit kronis yang semakin kompleks. Farmasis klinis memegang peran sentral sebagai penghubung antara pasien, penyedia layanan kesehatan lainnya, dan sistem kesehatan modern yang terintegrasi secara digital.
Lebih lanjut, Syed Azhar menjabarkan Penyakit kronis seperti diabetes mellitus, hipertensi, dan penyakit paru obstruktif menahun (PPOK) memerlukan pendekatan berkelanjutan yang melibatkan monitorinng jangka panjang, edukasi pasien, dan manajemen terapi yang personalisasi. Era digital menawarkan peluang tak terbatas untuk meningkatkan efektivitas layanan farmasis klinis melalui telefarmasi, rekam medis elektronik, dan aplikasi kesehatan mobile yang dapat diakses secara real-time.
Ia juga menyoroti keberhasilan manajemen penyakit kronis sangat bergantung pada kolaborasi efektif antara farmasis klinis dengan profesional kesehatan lainnya. Farmasis berfungsi sebagai jembatan komunikasi antara dokter, perawat, nutrisionis, dan spesialis lainnya untuk memastikan koordinasi perawatan yang holistik. Platform digital health information exchange (HIE) memungkinkan sharing informasi pasien secara real-time, mengurangi duplikasi layanan dan meningkatkan keselamatan pasien.
Kepatuhan pengobatan (adherence) merupakan faktor penentu keberhasilan terapi penyakit kronis yang seringkali menjadi masalah kompleks. Farmasis klinis memanfaatkan teknologi digital seperti smart pillboxes, reminder applications, dan wearable devices untuk meningkatkan kepatuhan pasien
Topik inti kuliah tamu ini berfokus Peran farmasis klinis dalam pengelolaan penyakit kronis semakin strategis di era digital, terutama dalam meningkatkan kepatuhan terapi, meminimalkan interaksi obat, dan memberikan edukasi berkelanjutan kepada pasien. Pemanfaatan teknologi kesehatan seperti telefarmasi, rekam medis elektronik, dan sistem kecerdasan buatan membuka peluang besar untuk memperluas jangkauan layanan serta meningkatkan kualitas hasil terapeutik secara efisien. Namun, tantangan terkait regulasi, kewenangan praktik, literasi digital, dan sistem insentif masih perlu diatasi agar integrasi teknologi dapat berjalan optimal. Oleh karena itu, kolaborasi antara tenaga kesehatan, pembuat kebijakan, dan institusi pendidikan menjadi kunci dalam memperkuat peran farmasis sebagai agen perubahan dalam sistem kesehatan modern.
Sebagai penutup, Prof. Syed Azhar menegaskan bahwa farmasis tidak hanya hadir sebagai penyedia obat, tetapi sebagai mitra strategis dalam tim kesehatan yang proaktif dalam memanfaatkan inovasi teknologi untuk pencegahan, deteksi dini, dan manajemen penyakit kronis. Dengan terus mengembangkan kompetensi digital, memperkuat advokasi kebijakan, serta membangun budaya pembelajaran sepanjang hayat, profesi farmasi memiliki potensi besar untuk menjadi ujung tombak layanan kesehatan berbasis komunitas. Semoga farmasis di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, dapat mengambil peluang ini untuk menciptakan masyarakat yang lebih sehat, mandiri, dan berkualitas hidup lebih tinggi melalui pelayanan kefarmasian yang berorientasi pada pasien dan didukung oleh kemajuan digital.
Melalui kegiatan Guest Lecture ini, Fakultas Farmasi UI berharap dapat meningkatkan pemahaman mahasiswa mengenai pentingnya peranan Farmasi Klinis dalam pengelolaan penyakit kronis melalui berbagai aspek professional yang dilakukan terutama di era digital.