Wakil Dekan Fakultas Farmasi Universitas Indonesia (FFUI), Dr. apt. Sutriyo, M.Si., yang juga menjabat sebagai Ketua Himpunan Ilmuwan Kosmetik Indonesia (HIKI) / The Society of Indonesia Cosmetic Scientist (SICS), mewakili Klaster Kosmetik dan Suplemen FFUI sebagai salah satu pembicara dalam kegiatan Indonesia Pharmaceutical & Cosmetics for Sustainability yang diselenggarakan oleh Kementerian Perindustrian Republik Indonesia. Acara ini berlangsung pada 12–14 November 2025 bertempat di Plaza Industri, Jakarta, dengan mengangkat tema besar keberlanjutan industri farmasi dan kosmetik nasional.
Dalam kesempatan tersebut, Dr. Sutriyo membawakan materi berjudul “Aplikasi Riset untuk Mendukung Industri Kosmetik yang Aman dan Berkelanjutan,” yang menekankan pentingnya pendekatan ilmiah, teknologi modern, dan inovasi riset untuk mendukung transformasi industri kosmetik menuju praktik produksi yang aman, transparan, dan bertanggung jawab terhadap lingkungan.
Dalam presentasinya, Dr. Sutriyo menyoroti urgensi pengembangan kosmetik ramah lingkungan melalui pemanfaatan bahan baku yang dapat ditelusuri asal-usulnya (traceable sourcing), penggunaan bahan aktif yang biodegradable, serta desain formulasi dan kemasan yang meminimalkan jejak lingkungan sepanjang siklus hidup produk. Beliau juga menjelaskan bahwa tren global menunjukkan tuntutan konsumen terhadap keamanan, inovasi efisien, dan sustainability sebagai faktor utama dalam kompetisi industri kosmetik modern.
Dr. Sutriyo menegaskan bahwa keberlanjutan hanya dapat dicapai melalui integrasi riset dan kolaborasi lintas sektor. “Industri kosmetik Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pemain global, namun keberlanjutan tidak dapat dicapai tanpa fondasi riset ilmiah yang kuat dan kerja sama antara akademisi, pemerintah, dan industri. Melalui pemanfaatan teknologi seperti in silico toxicology, model in vitro, kecerdasan buatan (AI), serta Life Cycle Assessment (LCA), kita dapat mempercepat inovasi formula sekaligus memastikan keamanan konsumen dan kelestarian lingkungan,” terangnya.
Beliau juga menambahkan bahwa transformasi menuju industri kosmetik masa depan tidak hanya berfokus pada inovasi produk akhir, tetapi juga memperkuat rantai pasok berkelanjutan, traceability digital, serta keselarasan dengan regulasi seperti Peraturan BPOM No. 3 Tahun 2022, BPOM No. 17/2023, BPOM No. 25/2025, dan pedoman teknis terkait klaim kosmetik dan pelabelan.
Partisipasi Dr. Sutriyo dalam forum tingkat nasional ini menjadi bentuk komitmen FFUI dalam mendukung pengembangan riset terapan dan hilirisasi inovasi yang bernilai tambah bagi industri kosmetik Indonesia, sekaligus memperkuat posisi akademisi dalam memberikan kontribusi nyata pada penyusunan arah kebijakan dan strategi industri kosmetika berkelanjutan.
Acara Indonesia Pharmaceutical & Cosmetics for Sustainability diharapkan menjadi ruang kolaboratif bagi para pemangku kepentingan untuk merumuskan strategi pengembangan industri kosmetik berbasis kekuatan biodiversitas alam Indonesia, penerapan teknologi riset modern, dan prinsip green chemistry untuk menuju ekosistem industri yang kompetitif, inovatif, dan berwawasan lingkungan.