Senin (21/03/2022), Fakultas Farmasi Universitas Indonesia (FFUI) mengadakan webinar series yang ke-13 bertajuk “Applications of Metabolomics in Preclinical and Clinical Studies: Our Experiences”. Pembicara pada webinar ini adalah Prof. Dr. The Lay Kek, Profesor dan Wakil Direktur Institut Farmakogenomiks Integratif, Universiti Teknologi MARA (UiTM), Malaysia. Webinar yang dihadiri oleh lebih dari 200 peserta ini berjalan lancar dengan dipandu oleh apt. Meidi Utami P., S.Farm., M.Sc., Ph.D. (Dosen FFUI) selaku moderator.
Acara diawali dengan pembukaan oleh moderator, lalu dilanjutkan dengan sambutan oleh Dekan FFUI, Prof. Dr. apt. Arry Yanuar, M.Si. Pada sambutannya, Prof Arry berharap peserta webinar dapat memperoleh pengetahuan mengenai penelitian yang dilakukan oleh Prof Teh Lay Kek sehingga dapat bermanfaat dalam penelitian bidang farmasi klinis di FFUI. Acara kemudian dilanjutkan dengan sesi webinar dan diskusi.
Dalam pemaparannya, Prof Teh Lay Kek membahas seputar penelitian yang dilakukannya dengan judul “Experimental and Clinical Pharmacogenomics and Clinical and Experimental Metabolomics”. Sesi pemaparan materi diawali dengan penjelasan mengenai sejarah metabolomik yang telah ada sejak lama dan konsep metabolik yang digunakan untuk membantu diagnosis penyakit. Teknik pemisahan dengan kromatografi yang lebih maju baru dikembangkan pada akhir tahun 1960. Sejak saat itu, pendekatan kuantitatif lebih dikembangkan untuk menganalisis metabolit. Lebih lanjut pada tahun 1978, penelitian mengenai profil metabolisme kuantitatif berdasarkan kromatografi pertama kali dipublikasikan.
Metabolomik telah digunakan pada berbagai penelitian mengenai kesehatan, tumbuhan, makanan, dan bioteknologi karena mudah digunakan untuk skrining penyakit, memahami fungsi gen, dan mengidentifikasi target terapeutik. Pada dasarnya, metabolomik merupakan jenis analisis metabolit yang dapat mengukur ratusan bahkan ribuan metabolit selular secara bersamaan. Metabolomik terdiri dari dua jenis, yaitu non-targeted metabolomics (global) dan targeted metabolomics. “Karena non-targeted metabolomics dan targeted metabolomics memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, orang-orang jadi ingin menggabungkan kedua jenis metabolomik untuk mendapatkan yang terbaik dari kedua metode tersebut dan memastikan bahwa perhitungan metabolit sudah benar, sehigga dibuatlah metode pseudotargeted” jelas Prof Teh Lay Kek.
Metabolomik diperoleh dari sampel biologis yang dapat berupa manusia dan hewan (cairan dan jaringan), ragi, dan bakteri (kultur sel dan media biakan). Sampel kemudian melalui proses standardisasi, sampling, transportasi, dan preparasi. Proses dilanjutkan dengan memisahkan dan mendeteksi sampel. Terakhir, dilakukan perhitungan, analisis profil, serta analisis statistik dan data pada sampel biologis yang diperoleh hingga dihasilkan suatu penemuan ilmiah.
Sesi pemaparan materi diakhiri dengan penjelasan mengenai Integrative Pharmacogenomics Institute (iPROMISE). “Kami melakukan banyak pekerjaan berdasarkan precision health life” ujar Prof Teh Lay Kek. Presisi kesehatan yang dimaksud adalah integrasi genom dan intervensi metabolik lainnya. Di iPROMISE, metabolomik dapat digunakan untuk analisis praklinis maupun klinis. Riset yang dilakukan di sana antara lain analisis metabolomik, perakitan genom dan anotasi, docking, dan analisis mutasi.
Acara dilanjutkan dengan sesi diskusi dan tanya jawab. Kemudian, sebagai bentuk apresiasi kepada Prof Teh yang telah memberikan ilmunya yang berharga, FFUI memberikan sertifikat apresiasi kepada Prof. Dr. The Lay Kek secara simbolik sebelum acara berakhir. Penyerahan sertifikat diwakili oleh apt. Rani Sauriasari, M.Med.Sci., Ph.D. selaku Manajer Kerjasama, Ventura, dan Hubungan Alumni FFUI.