Kamis (13/10/2022), Tim Pusat Kolaborasi Riset (PKR) Metabolomik Nasional hasil kolaborasi antara Fakultas Farmasi Universitas Indonesia (FFUI), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan Martha Tilaar Innovation Center menyelenggarakan kegiatan Webinar Series bertajuk “Green Pharmacy: Prospects and Challenges in Drug Discovery”. Kegiatan ini merupakan diseminasi National Metabolomic Collaborative Research Center yang mendapatkan pendanaan hibah fasilitasi BRIN Gelombang 1 Tahun 2022.
Kolaborasi ini terfokus pada bidang matabolomik secara multi dan interdisiplin, dengan standar hasil yang sangat tinggi dan relevan dengan kebutuhan pengguna IPTEK. Adapun rangkaian webinar yang diadakan bertujuan untuk memperbaharui pengetahuan masyarakat mengenai konsep Green Pharmacy dalam prospektif dan tantangannya untuk penemuan obat baru serta untuk memperkuat kerjasama antara universitas, institusi pemerintahan, dan industri.
Dr. apt. Sutriyo, M.Si. selaku Wakil Dekan Bidang Sumber Daya, Ventura, dan Administrasi Umum FFUI dalam sambutannya mengungkap bahwa kolaborasi merupakan salah satu kunci dalam percepatan pengembangan ilmu dan teknologi yang bermanfaat bagi Bangsa dan Negara Indonesia. “Tema yang diangkat mengenai green pharmacy sejalan dengan SDGs sangat terkait dengan tema pembangunan yang berkelanjutan” ujar Dr. Sutriyo. Lebih lanjut, Dr. Sutriyo berharap agar kolaborasi ini dapat menghasilkan ilmu dan produk yang meningkatkan nilai dalam pengembangan obat.
Pada webinar ini, turut hadir ketiga narasumber yang kompeten dalam bidangnya masing-masing. Pembicara pertama, Prof. Dr. apt. Arry Yanuar, M.Si. mengangkat topik “Computational Approach on Green Chemistry”. Mengawali materi yang disampaikannya, Dekan FFUI ini mengulas 12 prinsip green chemistry. Prof Arry kemudian menutup ulasannya dengan sebuah pernyataan, “kimia komputasi sebagai salah satu cabang ilmu yang berkembang pesat memiliki peran penting dalam penyelamatan lingkungan melalui green chemistry di berbagai bidang”.
Pembicara kedua, A’liyatur Rosyidah, M.Si., Ph.D. mengulas topik tentang “Green Synthesis in Nanomedicine”. Ketua Kelompok Pusat Riset Nanomedisin BRIN ini menyimpulkan bahwa nanoteknologi merupakan solusi yang menjanjikan. Tidak hanya dapat memerangi bakteri itu sendiri, nanoteknologi juga mampu bertindak sebagai pembawa antibiotik dan senyawa antimikroba alami. Green synthesis dari nanopartikel perak memberikan cost effective, ramah lingkungan, dan mudah ditingkatkan untuk sintesis skala besar tanpa menggunakan energi, tekanan tinggi, suhu, dan bahan kimia beracun.
Di akhir webinar, pembicara ketiga, Prof. Dr. apt. Abdul Mun’im, M.Si, membedah tema mengenai “Aplikasi NaDES pada Pengembangan Obat Tradisional”. Guru besar FFUI yang juga menjabat sebagai Ketua PKR Metabolomik Nasional ini memiliki minat penelitian fitomedisin dan green extraction menggunakan ionic liquid dan NaDES. Beliau juga mengungkap riset yang sudah selesai dan yang masih berlangsung bersama mahasiswa, mulai dari tingkat S1 sampai dengan doktoral. NaDES dapat dimanfaatkan sebagai pelarut ekstraksi, sekaligus meningkatkan bioaktivitas ekstrak. “Tidak hanya untuk produk obat tradisional, produk kosmetik pun telah menggunakan NaDES sebagai pelarut sekaligus formula eksipien,” ungkap Prof Mun’im lebih lanjut.
Antusiasme peserta pada webinar ini cukup besar. Hal ini dapat ditunjukkan dari jumlah peserta yang mendaftar berjumlah ratusan dan berasal dari berbagai wilayah di Indonesia. Adapun peserta berasal dari kalangan mahasiswa, dosen, peneliti, maupun praktisi di industri.