MAPRES FFUI 2023 Mengusung Inovasi ‘TBFRIEND’, Aplikasi yang dapat Membantu Pantau Pasien Tuberkulosis

Cari
Tutup kotak pencarian ini.

MAPRES FFUI 2023 Mengusung Inovasi ‘TBFRIEND’, Aplikasi yang dapat Membantu Pantau Pasien Tuberkulosis

Erika Tanuwijaya, mahasiswa Prodi Sarjana Farmasi UI Angkatan 2020 ditetapkan sebagai Mahasiswa Berprestasi Utama Fakultas Farmasi Universitas Indonesia (FFUI) tahun 2023 pada acara Apresiasi Mapres FFUI yang diselenggarakan pada hari Sabtu, 1 April 2023. Rekam jejak prestasi Erika sudah terlihat sejak ia menempuh pendidikan di SMA dan menjadi perwakilan peserta dalam Science Club Jenjang bidang studi Biologi selama 2 tahun. Sedari kecil, ia memiliki hobi membuat karya seni rupa dan memenangkan beberapa penghargaan dalam bidang seni.

Pada tahun 2021, Erika didiagnosa mengidap Tuberkulosis (TB) dan harus menjalani terapi pengobatan yang memakan waktu berbulan-bulan. Selama menjadi pasien TB, ia merasakan sulitnya menjalani terapi dan menyadari kurangnya pengetahuan masyarakat terkait TB itu sendiri. Pengalaman menjadi seorang survivor TB memberikan motivasi bagi Erika untuk membuat sebuah karya tulis ilmiah (KTI) yang berjudul “TBFRIEND: Aplikasi Clinical Monitoring Support Sebagai Bagian Upaya Meningkatkan Kepatuhan Dan Keberhasilan Terapi Pasien Tuberkulosis Di Fasilitas Kesehatan Di Indonesia”. Inovasi pada KTI tersebut membawa Erika menjadi Mapres Utama FFUI pada tahun ini.

“Terdapat berbagai faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan terapi pasien TB, tetapi yang perlu diperhatikan adalah kepatuhan pasien dan peran apoteker dalam monitoring terapi pasien TB dan hal ini dapat dibantu dengan memanfaatkan perkembangan teknologi”, ungkapnya.

Dengan inovasi teknologi berupa aplikasi tersebut dapat mengatasi keterbatasan waktu dan jarak untuk memonitoring terapi pasien TB setiap harinya. Pasien TB harus minum obat anti tuberculosis (OAT) setiap hari tanpa terlewat. Sistem pada aplikasi yang dicanangkan oleh Erika memungkinkan apoteker untuk mendaftarkan jadwal minum obat pasien dan muncul notifikasi untuk mengingatkan pasien agar minum obat tepat waktu. Ketika pasien tidak terkonfirmasi minum obat selama 2 hari, sistem aplikasi akan memberi peringatan pada apoteker untuk dapat ditindaklanjuti. Sistem aplikasi juga dapat mengingatkan pasien untuk dapat menebus resep berikutnya beberapa hari sebelum obat habis agar pasien tidak melewatkan hari tanpa minum obat.

“Selain pemantauan jadwal minum obat pasien, pelayanan informasi obat (PIO) dan edukasi pasien oleh apoteker perlu diterapkan dalam sistem aplikasi agar pasien dapat lebih memahami cara penggunaan obat dan efek obat yang akan dirasakan”, ujar Erika. Erika juga menambahkan bahwa penambahan fitur pemeriksaan interaksi obat juga sangat diperlukan untuk dapat menghindari kejadian yang tidak diinginkan. Dalam pengembangan aplikasi ini, diperlukan adanya integrase dengan aplikasi kesehatan yang telah dibuat oleh pemerintah ditambah dengan adanya Program Penanggulangan TB dari pemerintah agar dapat menjangkau lebih banyak pasien TB dan menangani permasalahan biaya pengobatan TB.

Karya Tulis Ilmiah (KTI) milik Erika ditetapkan sebagai KTI terbaik dari ketiga finalis lainnya oleh ketiga dewan juri yang terdiri dari Guru Besar dan Dosen FFUI. Prof. Dr. apt. Abdul Mun’im, M.Si.; Prof. apt. Silvia Surini, M.Pharm.Sc., Ph.D.; dan apt. Ratika Rahmasari, M.Pharm.Sc., Ph.D., yang merupakan ketiga dewan juri KTI berharap semoga inovasi ini dapat dikembangkan dan bermanfaat bagi masyarakat khususnya para survivor TB. (an)

Erika Tanuwijaya, Mapres FFUI 2023