Fakultas Farmasi

Tim Mahasiswa Farmasi UI Raih Juara 1 pada Kompetisi Health Pharmanova ITB

Depok, 5 Maret 2025 – Tim mahasiswa Fakultas Farmasi (FF) Universitas Indonesia (UI) berhasil meraih Juara 1 pada ajang kompetisi Health Hackathon (Healthon) yang diselenggarakan oleh Pharmanova Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 22 Februari 2025. Kompetisi yang berskala nasional ini bertujuan untuk mengembangkan solusi inovatif dalam meningkatkan akses dan kualitas layanan kesehatan di Indonesia melalui teknologi telemedisin.

Kompetisi Healthon 2024/2025 mengusung tema “Optimalisasi Keberterimaan Pasien dan Pelayanan Kesehatan Berbasis Teknologi (Telemedicine) untuk Meningkatkan Akses dan Kualitas Layanan Kesehatan di Indonesia”. Kompetisi ini melibatkan mahasiswa aktif dari berbagai jenjang pendidikan di seluruh perguruan tinggi negeri dan swasta di Indonesia. Peserta terdiri dari mahasiswa dari Universitas Indonesia, Universitas Padjadjaran, Universitas Gadjah Mada, Universitas Brawijaya, Institut Teknologi Bandung, Universitas Airlangga, Universitas Pertahanan Republik Indonesia, dan masih banyak universitas lainnya.

Tim Mahasiswa FFUI atau FERIEND mempresetasikan tentang Program Segia – Sehat dan Bahagia

Tim mahasiswa FFUI yang terdiri dari Ellen Ashiana Djojo (FF’22), Felicia Claresta (FF’21), dan Rafi Anugrah Firdausi (FF’22) mengusung ide inovatif berupa program Segia (Sehat dan Bahagia), sebuah solusi untuk meningkatkan akses layanan kesehatan bagi pasien geriatri melalui distribusi kotak obat pintar yang terintegrasi dengan aplikasi pemantau kepatuhan obat. Aplikasi ini dilengkapi dengan alarm pengingat jadwal dan fitur ramah disabilitas, serta otomat pengecer untuk mempermudah akses pasien di daerah terpencil. Program ini diharapkan dapat menjadi solusi inklusif untuk mendukung kualitas kesehatan pasien geriatri di Indonesia.

Pada kompetisi ini, tim FFUI berhasil mengalahkan berbagai universitas ternama lainnya, termasuk Intitut Teknologi Bandung, Universitas Padjadjaran, Universitas Gadjah Mada, dan Universitas lainnya. Tim UI lainnya yang terdiri dari mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) dan Fakultas Kedokteran (FK) meraih Juara 2, serta Universitas Brawijaya yang menduduki posisi Juara 3.

Proses perjalanan menuju juara dimulai sejak masa registrasi pada 1 Oktober hingga pengumuman juara pada 22 Februari 2025. Setelah melalui babak penyisihan berupa pengumpulan abstrak, tim FFUI melanjutkan ke tahap short pitch yang dilaksanakan pada 1 Februari 2025. Pada tahap ini, tim FFUI berhasil meraih skor tertinggi di antara tim lainnya, memberikan motivasi untuk terus berjuang hingga ke tahap final. Pada tahap long pitch yang dilaksanakan di Kampus Ganesha ITB, tim FFUI berhasil mempresentasikan ide mereka dengan sangat baik, meraih apresiasi dari para juri yang menilai kualitas ide, dampak sosial, serta kemampuan presentasi tim.

Tim FFUI yang terdiri dari Felicia Claresta, Ellen Ashiana Djojo, dan Rafi Anugrah Firdausi meraih Juara 1 pada kompetisi Helath Hackathon

Dekan FFUI, Prof. Dr. apt. Arry Yanuar, M.Si menyampaikan rasa bangga atas prestasi yang diraih oleh tim mahasiswa FFUI. “Kami sangat bangga dengan pencapaian luar biasa yang telah diraih oleh tim mahasiswa kami. Prestasi ini menunjukkan bahwa mahasiswa Farmasi UI tidak hanya unggul dalam bidang akademik, tetapi juga memiliki kemampuan inovatif untuk memberikan solusi nyata bagi permasalahan kesehatan di Indonesia. Kami berharap prestasi ini dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa lainnya untuk terus berkreasi dan berkontribusi dalam memajukan sistem kesehatan di tanah air,” ungkap Prof. Arry.

“Pengalaman berharga yang kami dapatkan sepanjang perjalanan kompetisi ini sangat berarti. Tidak hanya sekedar meraih juara, tetapi juga bertemu dengan banyak orang hebat, belajar dari sesama mahasiswa, serta mengenal lebih dalam tentang tantangan kesehatan di Indonesia,” ujar Felicia Claresta, salah satu anggota tim FFUI.

Dengan raihan prestasi ini, tim FFUI berharap dapat terus berkontribusi dalam pengembangan solusi kesehatan berbasis teknologi yang dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat Indonesia, terutama di daerah-daerah yang masih kesulitan mengakses layanan kesehatan yang optimal.