Depok, 18 Oktober 2025 — Fakultas Farmasi Universitas Indonesia (FFUI) kembali menyelenggarakan kegiatan Guest Lecture secara daring dengan menghadirkan dr. Dona Arlinda, M.Sc., Manajer Indonesia Clinical Research Center, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI).
Dalam kuliah bertajuk “Kebijakan Nasional untuk Riset Translasional: Peran Pemerintah pada Uji Klinis, serta Aspek Legal dan Etika dalam Tahapan Riset Translasional”, dr. Dona membahas peran strategis pemerintah dalam pengembangan ekosistem riset klinis nasional, termasuk penguatan regulasi, etika penelitian, serta mekanisme koordinasi lintas lembaga dan rumah sakit.
Dalam pemaparannya, dr. Dona Arlinda menjelaskan bahwa pemerintah memiliki peran sentral dalam memperkuat infrastruktur dan tata kelola penelitian klinis di Indonesia. Melalui pembentukan Indonesia Clinical Research Center (ICRC) di bawah Kementerian Kesehatan, pemerintah berupaya mengintegrasikan kegiatan riset translasional agar lebih efisien dan transparan.
Beliau menyoroti sejumlah tantangan dalam menarik minat penelitian klinis global ke Indonesia, seperti hambatan birokrasi, keterbatasan infrastruktur, dan kebutuhan peningkatan kapasitas sumber daya manusia. Untuk itu, Kemenkes terus mendorong perampingan prosedur administratif, termasuk penyederhanaan perjanjian transfer material (Material Transfer Agreement/MTA) dan pengembangan registri nasional penelitian untuk memantau aktivitas uji klinis di seluruh wilayah Indonesia.
“Riset translasional memiliki potensi besar untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat. Namun, agar hasil riset dapat diterapkan secara nyata, diperlukan sistem yang efisien, regulasi yang jelas, serta kolaborasi erat antara peneliti, lembaga, rumah sakit, dan industri,” ujar dr. Dona Arlinda.
Lebih lanjut, dr. Dona menguraikan kerangka peraturan nasional terkait penelitian klinis, termasuk prosedur persetujuan etik, koordinasi dengan sponsor, dan kepatuhan terhadap pedoman Good Clinical Practice (GCP).
Beliau menegaskan pentingnya perjanjian kerja sama dan mitigasi risiko dalam setiap kegiatan penelitian untuk memastikan kejelasan tanggung jawab antar pihak dan perlindungan hukum bagi peneliti.
Aspek etika dan perlindungan data pribadi juga menjadi perhatian utama. Setiap penelitian diwajibkan menjamin kerahasiaan data peserta melalui penggunaan ID subjek unik serta penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaan data sensitif. “Etika penelitian bukan sekadar formalitas administratif, melainkan bentuk tanggung jawab moral dan profesional untuk melindungi partisipan serta menjaga integritas ilmiah penelitian,” tegasnya.
Dalam sesi diskusi, dr. Dona juga membahas peran rumah sakit dalam mendukung kegiatan uji klinis melalui pendirian Clinical Research Center (CRC) dan penguatan fasilitas penelitian. Ia menekankan pentingnya pengembangan SDM riset yang kompeten serta kerja sama dengan tim hukum dan lembaga etika untuk mengelola risiko dan memastikan kepatuhan regulasi.
Selain itu, beliau menjelaskan proses persetujuan MTA untuk produk farmasi, yang kini ditangani oleh komite di tingkat eselon I Kemenkes dengan waktu penyelesaian sekitar 26 hari kerja. Proses ini menjadi bagian dari upaya Kementerian untuk meningkatkan efisiensi tanpa mengurangi kualitas pengawasan.
Sebagai penutup, dr. Dona menekankan bahwa riset translasional harus memiliki dampak nyata terhadap peningkatan kesehatan masyarakat. Melalui inovasi seperti artificial intelligence (AI) dan telemedicine, Indonesia diharapkan mampu mengembangkan pendekatan riset yang adaptif terhadap keterbatasan sumber daya dan memperluas akses terhadap layanan kesehatan yang berkualitas.
“Tujuan akhir dari riset translasional adalah menjembatani sains dan pelayanan kesehatan. Setiap penelitian harus menghasilkan solusi yang aplikatif, inklusif, dan berkelanjutan untuk masyarakat,” pungkasnya.
Melalui kegiatan ini, Fakultas Farmasi UI memperkuat komitmennya dalam mendukung pengembangan kapasitas riset nasional dan menjadi mitra strategis pemerintah dalam mendorong terciptanya ekosistem riset yang beretika, inovatif, dan berdampak bagi kesehatan masyarakat.