Depok, 15 Oktober 2025 — Fakultas Farmasi Universitas Indonesia (FFUI) menyelenggarakan kegiatan Guest Lecture bertajuk “Kepemimpinan, Komunikasi, dan Negosiasi dalam Proyek Pelayanan Kesehatan” pada Rabu, 15 Oktober 2025.
Acara yang berlangsung secara daring melalui platform Zoom Meeting ini menghadirkan Dr. L. Rizka Andalusia, Direktur Jenderal Farmasi dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), sebagai narasumber utama.
Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya Fakultas Farmasi UI untuk memperkaya wawasan sivitas akademika, khususnya mahasiswa dan dosen, dalam memahami peran strategis kepemimpinan dan komunikasi efektif dalam manajemen proyek di sektor pelayanan kesehatan. Acara diikuti oleh dosen, mahasiswa program sarjana dan profesi, serta peserta eksternal dari instansi kesehatan dan industri farmasi.
Dalam pemaparannya, Dr. Rizka Andalusia menekankan bahwa kepemimpinan di sektor kesehatan tidak hanya diukur dari kemampuan manajerial, tetapi juga dari kemampuan berkomunikasi, bernegosiasi, dan mengelola kepentingan lintas sektor secara sinergis. “Kepemimpinan yang efektif dalam pelayanan kesehatan harus mampu mengintegrasikan ilmu, empati, dan kolaborasi. Tidak ada keberhasilan proyek kesehatan tanpa komunikasi yang terbuka dan negosiasi yang etis,” ujar Dr. Rizka Andalusia.
Beliau juga menjelaskan bagaimana pengalaman memimpin proyek nasional di bidang farmasi dan alat kesehatan menuntut keseimbangan antara pengambilan keputusan berbasis data dan pembangunan kepercayaan antar pemangku kepentingan.
Selain aspek kepemimpinan, Dr. Rizka menyoroti pentingnya transparansi dan koordinasi antar lembaga, termasuk hubungan antara Kementerian Kesehatan, lembaga riset, universitas, dan industri farmasi, sebagai pondasi untuk memperkuat sistem kesehatan nasional.
Sesi berikutnya berfokus pada strategi negosiasi dalam proyek pelayanan kesehatan, di mana Dr. Rizka memaparkan dinamika yang sering muncul dalam pelaksanaan program, seperti keterbatasan sumber daya, perbedaan kepentingan, dan kendala birokrasi.
Beliau menegaskan bahwa negosiasi dalam konteks pelayanan kesehatan harus berorientasi pada kepentingan publik dan pencapaian hasil yang berkelanjutan, bukan semata-mata pada kompromi administratif.
Dr. Rizka juga membagikan contoh nyata praktik negosiasi lintas sektor, seperti koordinasi proyek penguatan logistik farmasi dan alat kesehatan nasional, serta kolaborasi dengan institusi pendidikan tinggi dan lembaga penelitian.
Dalam sesi tanya jawab, peserta menunjukkan antusiasme tinggi, terutama terkait pengembangan kapasitas sumber daya manusia dan peran perguruan tinggi dalam mendukung program strategis Kementerian Kesehatan.
Dr. Rizka menegaskan bahwa perguruan tinggi, termasuk Fakultas Farmasi UI, memiliki posisi strategis sebagai mitra pemerintah dalam riset kebijakan dan inovasi kesehatan. “Mahasiswa dan dosen memiliki peran penting dalam memastikan kebijakan kesehatan berbasis bukti. Kolaborasi antara universitas dan Kementerian Kesehatan akan menghasilkan kebijakan yang lebih tepat sasaran dan berdampak bagi masyarakat,” tambahnya.
Acara ditutup dengan sesi refleksi dari moderator dan perwakilan fakultas, yang menyampaikan apresiasi kepada Dr. Rizka Andalusia atas pemaparannya yang inspiratif.
Melalui kegiatan ini, Fakultas Farmasi UI memperkuat komitmennya dalam menghadirkan forum pembelajaran yang menghubungkan dunia akademik dengan praktik nyata di sektor kesehatan, sekaligus menumbuhkan semangat kepemimpinan dan komunikasi strategis di kalangan mahasiswa farmasi Indonesia.