Depok, 28 Oktober 2025 — Fakultas Farmasi Universitas Indonesia (FFUI) kembali menyelenggarakan kegiatan Guest Lecture bertajuk “Logical Framework Analysis (Logframe) untuk Proyek Kesehatan” yang dilaksanakan secara daring. Kegiatan ini menghadirkan Prof. apt. Auliya A. Suwantika, Ph.D., selaku anggota Komite Penilaian Teknologi Kesehatan (Health Technology Assessment/HTA) dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, sebagai narasumber utama.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program akademik FFUI yang bertujuan memperkaya wawasan sivitas akademika dalam pengelolaan proyek kesehatan berbasis analisis kerangka logis, serta memahami implementasi Health Technology Assessment (HTA) di Indonesia dalam mendukung transformasi sistem kesehatan nasional.
Dalam pemaparannya, Prof. Auliya menjelaskan secara komprehensif peran Health Technology Assessment (HTA) sebagai salah satu instrumen penting dalam proses pengambilan keputusan di sektor kesehatan. Ia menguraikan bahwa HTA kini menjadi prasyarat utama bagi seluruh proposal obat yang diajukan ke Kementerian Kesehatan, baik untuk obat baru, perluasan indikasi, maupun pembatasan penggunaan.
Lebih lanjut, Prof. Auliya menjabarkan enam pilar Transformasi Kesehatan Indonesia 2021, di mana HTA berperan strategis dalam pilar efektivitas pembiayaan dan layanan kesehatan. HTA berfungsi memastikan bahwa setiap intervensi kesehatan dan teknologi baru yang diadopsi memiliki nilai efisiensi, efektivitas biaya, dan dampak kesehatan yang optimal bagi masyarakat.
Ia juga menyoroti tantangan implementasi HTA di Indonesia, mulai dari penetapan harga obat-obatan inovatif yang tinggi, hingga kurangnya ambang batas efektivitas biaya yang baku. Sebagai solusi, Prof. Auliya menyarankan penggunaan Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita sebagai tolok ukur keterjangkauan, serta mengadopsi pendekatan HTA adaptif yang memungkinkan pengambilan keputusan lebih cepat tanpa mengurangi ketelitian ilmiah.
Topik inti kuliah tamu ini berfokus pada Logical Framework Analysis (LFA) atau Analisis Kerangka Logis, yang digunakan sebagai alat perencanaan dan evaluasi proyek kesehatan. Prof. Auliya menjelaskan bahwa pendekatan LFA membantu peneliti dan pembuat kebijakan merumuskan tujuan, indikator, serta asumsi logis dari suatu proyek kesehatan, sehingga dapat memantau efektivitas program secara sistematis.
Dalam konteks HTA, analisis logframe menjadi fondasi untuk menyusun kerangka prioritas program kesehatan, khususnya pada proyek yang berhubungan dengan pembiayaan BPJS Kesehatan. Ia menekankan bahwa meskipun cakupan BPJS telah mencapai 96% populasi Indonesia, efisiensi alokasi anggaran dan optimalisasi layanan masih menjadi tantangan besar dalam mewujudkan cakupan kesehatan semesta (Universal Health Coverage).
Prof. Auliya turut mengulas proses bisnis HTA yang kini telah dioptimalkan melalui platform tunggal pengajuan proposal, penggunaan metode penilaian cepat, serta penerapan pendekatan adaptif untuk mempercepat proses pengambilan keputusan tanpa mengorbankan validitas ilmiah. Ia juga menjelaskan mekanisme rekrutmen anggota subkomite HTA, yang terdiri dari berbagai disiplin keilmuan seperti kedokteran, ekonomi, dan epidemiologi, serta melibatkan anggota ex officio dari Kementerian Kesehatan guna memastikan independensi dan objektivitas penilaian.
Diskusi yang berlangsung interaktif turut membahas sinergi antara komite Health Policy (HP) dan Forum Manajemen Strategis (FOMAS) dalam proses evaluasi proposal obat. Auliya menjelaskan bahwa mekanisme ini dirancang agar proses regulasi menjadi lebih efisien dan adaptif terhadap kebutuhan sistem kesehatan nasional.
Sebagai penutup, Prof. Auliya menegaskan bahwa keberhasilan implementasi HTA dan analisis logframe sangat bergantung pada kolaborasi lintas sektor, terutama antara akademisi, pembuat kebijakan, dan penyedia layanan kesehatan. “HTA bukan sekadar instrumen penilaian teknologi kesehatan, tetapi juga alat strategis untuk memastikan efisiensi, efektivitas, dan keberlanjutan sistem kesehatan Indonesia,” ujarnya.
Melalui kegiatan Guest Lecture ini, Fakultas Farmasi UI berharap dapat meningkatkan pemahaman mahasiswa dan dosen mengenai pentingnya pendekatan berbasis bukti (evidence-based approach) dalam kebijakan dan praktik kesehatan, serta mendorong partisipasi akademik dalam mendukung transformasi sistem kesehatan Indonesia menuju layanan yang lebih adil, efisien, dan berkelanjutan.