Fakultas Farmasi

Tim Pengmas FFUI Berdayakan Masyarakat Pulau Harapan dalam Pemanfaatan Alga Laut sebagai Obat Alam

Jakarta, 20 Oktober 2025 – Tergerak untuk mendukung pengembangan potensi pemanfaatan sumber daya alam lokal dan meningkatkan pengetahuan masyarakat pesisir, Fakultas Farmasi Universitas Indonesia (FFUI) melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat bertajuk “Pemberdayaan Masyarakat Pulau Harapan, Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta dalam Pemanfaatan Alga Coklat Padina minor Sekitar Kepulauan Seribu sebagai Bahan Baku Obat Alam”. Kegiatan ini dilaksanakan pada Senin (20/10/2025) di Pulau Harapan, Kepulauan Seribu, dan dipimpin oleh Prof. Dr. apt. Anton Bahtiar, M.Biomed., selaku Ketua Tim Pengabdian Masyarakat FFUI.

Alga laut merupakan salah satu sumber daya hayati yang melimpah di perairan Indonesia. Menurut Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tahun 2021, dalam laporannya, produksi alga laut nasional mencapai 9,1 juta ton (Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, 2022). Di antara berbagai jenis alga yang terdapat di Indonesia, alga coklat genus Padina termasuk salah satu yang paling banyak, selain genus Turbinaria dan Sargassum (Nurjanah et al., 2020).

Ekstrak alga coklat Padina minor telah dilaporkan memiliki beberapa aktivitas farmakologis penting, yaitu aktivitas antioksidan dan efek gastroprotektif yang potensial untuk dikembangkan sebagai bahan baku obat alam (Amornlerdpison et al., 2007; Amornlerdpison et al., 2009). Potensi ini membuat Padina minor menjadi sumber hayati bernilai tinggi yang patut dimanfaatkan dalam bidang kesehatan dan pemberdayaan masyarakat pesisir.

Pulau Harapan dipilih sebagai lokasi kegiatan karena memiliki perairan dengan ekosistem laut yang masih produktif. Masyarakat Pulau Harapan sebagian besar berprofesi sebagai nelayan dan pelaku usaha kecil berbasis hasil laut. Kondisi ini membuat mereka lebih strategis untuk diberdayakan dalam pengolahan sumber daya lokal, termasuk alga laut yang melimpah di sekitar wilayahnya.

Dalam sambutannya, Prof. Dr. apt. Anton Bahtiar, M.Biomed. menyampaikan bahwa kegiatan ini diharapkan dapat membuka perspektif masyarakat pesisir terhadap potensi besar sumber daya hayati di sekitar mereka. “Alga coklat sebelumnya kerap dianggap tidak memiliki nilai ekonomi, tapi dengan pendekatan ilmiah dan inovasi sederhana, Padina minor dapat diolah menjadi minuman fungsional yang bermanfaat untuk kesehatan sekaligus membuka peluang usaha baru bagi masyarakat,” ujarnya. Selain itu, kegiatan ini juga menghadirkan pemeriksaan kesehatan gratis bagi warga Pulau Harapan. “Kami ingin agar masyarakat tidak hanya mendapat pengetahuan baru, tetapi juga akses kesehatan yang lebih baik,” tambah Prof. Dr. apt. Anton Bahtiar, M.Biomed.

Kegiatan ini diikuti oleh warga Pulau Harapan, khususnya kelompok nelayan, petani rumput laut, ibu rumah tangga, dan pelaku usaha kecil. Antusiasme peserta tampak dari partisipasi aktif mereka selama sesi pelatihan dan diskusi. Banyak di antara peserta yang mengajukan pertanyaan terkait teknik pengolahan dan peluang pemasaran produk berbasis alga laut. Selain memberikan pelatihan teknis, tim pengabdian masyarakat FFUI juga menekankan pentingnya menjaga keberlanjutan ekosistem laut agar pemanfaatan Padina minor dapat dilakukan tanpa merusak lingkungan. Setelah kegiatan penyuluhan, turut dilakukan pemeriksaan kesehatan gratis meliputi pengecekan tekanan darah, hemoglobin, kolesterol, asam urat, dan gula darah yang diselenggarakan di Kantor Kelurahan Pulau Harapan pada pukul 09.00 hingga 12.00 WIB.

Aparat Kelurahan Pulau Harapan memberikan dukungan penuh sejak tahap persiapan hingga pelaksanaan acara, mulai dari penyediaan tempat, koordinasi peserta, hingga menjamin acara berjalan dengan lancar. “Kami sangat mendukung acara seperti ini karena memberikan manfaat nyata bagi masyarakat Pulau Harapan. Warga jadi lebih tahu cara menjaga kesehatan sekaligus mengenal potensi alga laut di sekitar kita,” ujar salah satu warga Pulau Harapan yang mengikuti kegiatan dengan antusias.

Antusiasme masyarakat pun terlihat nyata selama kegiatan berlangsung. Warga Desa, mengungkapkan perasaannya dapat mengikuti pelatihan ini. “Biasanya rumput laut di sekitar pantai kita ambil dan langsung dijual mentah dan tidak tahu nama serta kegunasnnya sebagai obat tetapi untuk bentuk, warna dan habitat dari rumput laut, kami tahu, ujarnya.. Sekarang kami tahu ternyata bisa diolah jadi minuman dan punya nilai kesehatan. Senang bisa dapat ilmu baru seperti ini,” tuturnya sambil tersenyum. Dukungan dan keterlibatan aktif masyarakat Pulau Harapan menunjukkan tingginya kesadaran mereka akan pentingnya menjaga kesehatan dan memanfaatkan kekayaan alam secara berkelanjutan.

Kegiatan ini dipimpin oleh Prof. Dr. apt. Anton Bahtiar, M.Biomed., selaku ketua tim pengabdian masyarakat, dengan apt. Tri Wahyuni, M.Biomed., Ph.D. sebagai dosen pendamping. Mahasiswa juga terlibat dalam kegiatan ini dan berperan aktif dalam berbagai aspek pelaksanaan, mulai dari persiapan bahan, pendampingan peserta selama pelatihan, hingga kegiatan pemeriksaan kesehatan di lapangan.

Sebelum menutup kegiatan, Prof. Dr. apt. Anton Bahtiar, M.Biomed. juga mengungkapkan harapannya agar kegiatan ini dapat memberikan manfaat jangka panjang kepada masyarakat Pulau Harapan. “Kami berharap kegiatan ini tidak terhenti sampai di sini. Semoga warga bisa terus mengembangkan pengetahuan yang sudah didapat dan menjadikannya sebagai langkah awal untuk memanfaatkan potensi laut secara berkelanjutan demi kesehatan dan kesejahteraan bersama,” ujarnya.

Scroll to Top