Fakultas Farmasi

Dekan FFUI Menjadi Pembicara pada Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Pengawasan Produk Tembakau dan Rokok Elektronik Tahun 2025 yang Diselenggarakan BPOM RI

Dekan Fakultas Farmasi Universitas Indonesia (FFUI), Prof. Dr. apt. Arry Yanuar, M.Si., mendapatkan kehormatan untuk menjadi narasumber pada kegiatan Monitoring dan Evaluasi Pengawasan Produk Tembakau dan Rokok Elektronik Tahun 2025, yang diselenggarakan oleh Deputi Bidang Pengawasan Obat, Narkotika, Psikotropika, Prekursor, dan Zat Adiktif Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia. Kegiatan ini berlangsung pada Kamis, 13 November 2025 pukul 08.00–13.00 WIB, bertempat di Aula Gedung Rempah Lantai 6 Badan POM RI, Jakarta Pusat dan terhubung secara hybrid dengan seluruh UPT BPOM di Indonesia.

Kegiatan ini merupakan forum nasional untuk melakukan monitoring dan evaluasi pengawasan penandaan produk tembakau dan rokok elektronik yang telah dilaksanakan selama tahun 2025, serta menjadi wadah pertukaran informasi, penyusunan strategi pengawasan tahun berikutnya, dan identifikasi tantangan yang dihadapi di lapangan. Forum turut menyoroti meningkatnya isu penyalahgunaan bahan kimia berbahaya dan obat anestesi seperti ketamin dan etomidat dalam cairan rokok elektronik, yang kini menjadi ancaman kesehatan masyarakat dan menuntut pendekatan regulasi yang adaptif dan responsif.

Dalam kesempatan tersebut, Prof. Arry menyampaikan materi dengan topik “Mengenal Lebih Dekat Ketamin dan Etomidat serta Bentuk Penyalahgunaannya,” memberikan perspektif akademik dan ilmiah terkait karakteristik farmakologi, potensi risiko, serta pola penyalahgunaan zat tersebut dalam rokok elektronik yang semakin bervariasi dan kompleks.

Dalam pemaparannya, Prof. Arry menegaskan pentingnya sinergi multisektor untuk menghadapi laju perkembangan modus penyalahgunaan rokok elektronik. “Permasalahan penyalahgunaan zat pada rokok elektronik bergerak sangat dinamis dan seringkali jauh lebih cepat daripada respons regulasi. Karena itu, kolaborasi antara regulator, akademisi, peneliti, dan tenaga kesehatan menjadi kunci agar langkah pengawasan yang diambil dapat berbasis bukti ilmiah dan efektif melindungi masyarakat, khususnya generasi muda,” ungkapnya.

Beliau juga menyampaikan bahwa pengetahuan berbasis riset harus menjadi fondasi dalam penyusunan strategi kebijakan publik. “Kegiatan monitoring dan evaluasi ini bukan hanya evaluasi administratif, tetapi forum strategis untuk memperkuat kapasitas nasional dalam mengantisipasi risiko kesehatan yang muncul dari penyalahgunaan teknologi konsumsi seperti rokok elektronik. Kami berharap rekomendasi yang dihasilkan dapat menjadi pijakan kuat bagi arah kebijakan pengawasan tahun 2026 dan seterusnya,” tambah Prof. Arry.

Melalui keikutsertaan FFUI dalam kegiatan ini, kontribusi akademik dalam penguatan regulasi dan perlindungan kesehatan publik semakin diperkuat. Forum Monitoring dan Evaluasi Pengawasan Produk Tembakau dan Rokok Elektronik Tahun 2025 diharapkan menghasilkan rekomendasi konkret untuk meningkatkan efektivitas pengawasan nasional serta mendukung target pengendalian tembakau dalam RPJMN 2025–2029, termasuk penurunan prevalensi perokok usia remaja.

Scroll to Top