Fakultas Farmasi

Menembus Batas Pulau dengan Telefarmasi: Disertasi Dr. Rachmawati Jawab Tantangan Akses Kesehatan

Fakultas Farmasi Universitas Indonesia (FFUI) kembali melahirkan doktor baru melalui Sidang Terbuka Promosi Doktor Program Studi Doktor Ilmu Farmasi yang dilaksanakan pada hari Rabu, 9 Juli 2025 bertempat di Ruang Sidang Besar, Gedung Pascasarjana FFUI, Kampus UI Depok. Promovendus yang dikukuhkan adalah Dr. apt. Rachmawati Felani Djuria, S.Farm., MPH., dengan disertasi berjudul “Model Telefarmasi Pelayanan Farmasi Klinik di Wilayah Kepulauan: Studi di Rumah Sakit Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.”

Sidang ini dipimpin oleh Prof. Dr. apt. Arry Yanuar, M.Si. selaku Ketua Sidang, dengan Promotor Prof. Dr. apt. Retnosari Andrajati, M.S., Kopromotor 1 apt. Nadia Farhanah Syafhan, M.Si., Ph.D., dan Kopromotor 2 Prof. apt. Bambang Wispriyono, Ph.D. Tim penguji terdiri dari Prof. apt. Rani Sauriasari, M.Med.Sci., Ph.D., Prof. Dr. apt. Arry Yanuar, M.Si., Dr. apt. Rina Mutiara, M.Pharm., dan Dr. apt. Santi Purna Sari, M.Si.

Dalam disertasinya, Dr. Rachmawati mengangkat tantangan geografis Indonesia sebagai negara kepulauan dengan lebih dari 17.000 pulau, yang berdampak besar terhadap akses layanan kesehatan, termasuk pelayanan kefarmasian. Melalui penelitiannya, ia merancang model telefarmasi berbasis aplikasi sederhana yang dapat meningkatkan akses, efektivitas, dan kualitas pelayanan farmasi klinik di wilayah kepulauan, dengan studi kasus di Rumah Sakit Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Model ini memungkinkan apoteker memberikan layanan secara daring (synchronous dan asynchronous) melalui platform seperti WhatsApp, meliputi informasi obat, konseling, pemantauan terapi, hingga evaluasi penggunaan obat. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan signifikan dalam kepatuhan (OR 2,688) dan ketepatan penggunaan obat (OR 4,758).

“Telefarmasi bukan hanya solusi teknologi, tapi sebuah kebutuhan sistemik di daerah yang selama ini terpinggirkan dari layanan farmasi yang memadai. Dengan model ini, kami ingin membuktikan bahwa pelayanan farmasi yang berkualitas bisa menjangkau pelosok negeri, tanpa harus membangun infrastruktur fisik baru,” ungkap Dr. Rachmawati dalam penjelasannya.

Penelitian ini juga menunjukkan bahwa model tersebut meningkatkan peran aktif apoteker dalam pelayanan farmasi klinik, serta kepuasan pasien yang sangat tinggi (71% sangat puas, 24% puas). Model ini juga memenuhi indikator kualitas dan kuantitas, serta standar waktu pelayanan Kemenkes.

Namun, implementasi model ini tidak lepas dari tantangan, antara lain keterbatasan jumlah SDM apoteker, dukungan manajemen rumah sakit, infrastruktur teknologi, serta regulasi yang belum memadai. Oleh karena itu, Dr. Rachmawati menekankan pentingnya dukungan lintas sektor, penguatan SDM, dan penyusunan regulasi untuk menjamin keberlanjutan layanan telefarmasi di masa depan.

Sidang ini juga mendapat apresiasi dari Ketua Sidang, Prof. Dr. apt. Arry Yanuar, M.Si., yang menyampaikan, “Penelitian ini tidak hanya menjawab kebutuhan farmasi klinik di wilayah kepulauan, tetapi juga relevan dengan transformasi layanan kesehatan digital nasional. Ini adalah contoh nyata bahwa inovasi dalam bidang farmasi dapat menjangkau masyarakat yang paling membutuhkan.”

Senada dengan itu, Promotor Prof. Dr. apt. Retnosari Andrajati, M.S., menambahkan, “Disertasi ini sangat aplikatif dan berpotensi besar untuk direplikasi di daerah lain. Dr. Rachmawati telah menunjukkan dedikasi dan kepekaan terhadap tantangan di lapangan serta menghasilkan solusi yang berbasis bukti dan bisa diimplementasikan.”

Dengan kelulusan ini, Dr. apt. Rachmawati Felani Djuria resmi menyandang gelar doktor dan memperkaya khasanah keilmuan serta inovasi pelayanan kefarmasian berbasis teknologi untuk menjawab tantangan kesehatan di Indonesia.

Scroll to Top