Bogor, 5 November 2025 — Fakultas Farmasi Universitas Indonesia (FFUI) melalui Tim Dosen Farmasi Klinis menyelenggarakan kegiatan Pengabdian Masyarakat bertajuk “Gerakan Orang Tua Sadar Obat untuk Swamedikasi pada Anak di Desa Sasak Panjang.” Kegiatan ini dilaksanakan di Kantor Kelurahan Desa Sasak Panjang, Kabupaten Bogor, dan diikuti oleh para orang tua, nenek dan kakek, serta perwakilan keluarga yang memiliki peran penting dalam pengasuhan dan penanganan awal kesehatan anak di rumah.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan literasi masyarakat mengenai praktik swamedikasi yang benar, aman, dan bertanggung jawab, terutama dalam konteks penanganan kesehatan anak. Tim menggunakan pendekatan edukasi partisipatif melalui metode Cara Belajar Insan Aktif (CBIA), yang memungkinkan peserta terlibat aktif dalam proses belajar melalui diskusi, studi kasus, dan simulasi situasi nyata. Pendekatan ini dipilih karena terbukti lebih efektif dalam membangun pemahaman yang bertahan dan dapat langsung dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Pelaksanaan kegiatan dipimpin oleh Prof. apt. Retnosari Andrajati, M.S., Ph.D., bersama tim dosen yang terdiri dari apt. Nadia Farhanah Syafhan, M.Si., Ph.D., Dr. apt Santi Purna Sari, M.Si., apt. Larasati Arrum Kusumawardani, M.Si., Dr. apt Atika Wahyu Puspitasari, M.Farm., apt. Annisa Lazuardi Larasai, M.Farm., serta apt. Indri Yuliani Hamdani, M.Farm.Klin. Materi yang disampaikan meliputi cara memilih obat yang aman, membaca informasi pada label dan kemasan obat, pengenalan dosis sesuai berat badan anak, hingga tanda-tanda kondisi yang memerlukan penanganan tenaga kesehatan profesional.
Selain penyuluhan, kegiatan ini juga dilengkapi dengan pemeriksaan tinggi dan berat badan anak untuk mendapatkan data objektif yang mendukung pemberian dosis obat yang tepat. Peserta juga menerima booklet edukatif dan alat bantu swamedikasi rumah tangga yang dirancang untuk mempermudah penerapan pengetahuan secara mandiri setelah kegiatan berlangsung. Dengan integrasi antara edukasi interaktif, media visual, dan fasilitas pendukung, kegiatan ini diharapkan dapat memperkuat kapasitas keluarga dalam mengambil keputusan kesehatan dengan lebih bijak.
Dalam keterangannya, Prof. apt. Retnosari Andrajati, M.S., Ph.D. menekankan pentingnya peran keluarga dalam pengobatan mandiri pada anak. “Swamedikasi adalah praktik yang sering dilakukan dalam rumah tangga, namun keputusan yang diambil harus berdasarkan pengetahuan yang benar. Melalui kegiatan ini, kami ingin memastikan orang tua memiliki pemahaman yang tepat sehingga penggunaan obat menjadi lebih aman dan efektif,” ujarnya.
Warga Desa Sasak Panjang menyambut kegiatan ini dengan antusias. Salah satu peserta, Ibu Senja, menyampaikan manfaat yang dirasakannya. “Selama ini kalau anak demam atau batuk, kami kadang bingung menentukan dosis yang tepat. Setelah penjelasan dan praktek langsung hari ini, kami jadi lebih percaya diri dan tahu cara membaca keterangan obat dengan benar,” tuturnya.
Kegiatan ini menjadi bentuk komitmen FFUI dalam memperluas dampak keilmuan bagi masyarakat, khususnya dalam peningkatan literasi kesehatan berbasis pemberdayaan keluarga. Tim berharap kegiatan serupa dapat terus diperluas ke wilayah lain sebagai bagian dari upaya mewujudkan masyarakat yang sehat dan berdaya dalam menjaga kesehatan keluarganya.