Merck Membangun Program Kemitraan Ilmiah dengan Fakultas Farmasi Universitas Indonesia dalam Mengembangkan Layanan Kesehatan Diabetes di Indonesia

Search
Close this search box.

Merck Membangun Program Kemitraan Ilmiah dengan Fakultas Farmasi Universitas Indonesia dalam Mengembangkan Layanan Kesehatan Diabetes di Indonesia

Merck, perusahaan terkemuka yang terkenal akan inovasi dan kualitas produknya dengan teknologi tinggi di sektor farmasi, kimia, dan life science (ilmu hayati), hari ini menandatangani Perjanjian Kerjasama (Agreement of Implementation) dengan Fakultas Farmasi Universitas Indonesia dalam mengimplementasikan Program Peningkatan Kapasitas (Capacity Advancement Program, CAP) di Indonesia. Tujuan program kemitraan ini adalah untuk bekerja sama dalam meningkatkan kualitas layanan kesehatan diabetes dengan cara meningkatkan pemahaman dan kepedulian para mahasiswa Fakultas Farmasi serta membekali mereka agar dapat menjadi duta diabetes di seluruh Indonesia.

Chairman of Executive Board and Family Board Merck KG Dr. Frank Stangenberg-Haverkamp menyampaikan pada kegiatan penandatanganan Nota Kesepahaman, “Kami sangat bangga dapat bermitra dengan Universitas Indonesia untuk bersama meningkatkan kapasitas penanganan diabetes dan meningkatkan akses terhadap fasilitas kesehatan kualitas tinggi dan inovatif di Indonesia dan kawasan Asia secara berkelanjutan. Program edukasi sepanjang lima tahun ini menandakan kelanjutan langkah nyata Merck dalam mendukung pemerintah serta semua pemangku kepentingan dalam meningkatkan kapasitas layanan kesehatan yang berfokus pada penyakit tidak menular di sejumlah negara di kawasan Asia Pasifik, Timur Tengah, Afrika dan Amerika Selatan.”

Dekan Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, Dr. Mahdi Jufri, M.Si., Apt mengatakan, “Kami melihat bagaimana jumlah kasus Diabetes Tipe 2 berkembang dengan pesat pada semua kelompok umur di Indonesia dan kawasan Asia Pasifik. Oleh karena itu, kami melihat adanya kebutuhan mendesak dalam mengembangkan program edukasi yang terakreditasi bagi mahasiswa ilmu kesehatan sehingga pengobatan diabetes ditangani dengan pendekatan menyeluruh, atau disebut holistik, yaitu dimulai dari penyedia layanan kesehatan primer tidak hanya dokter, tetapi juga apoteker, terutama apoteker komunitas di apotek, dokter gigi, perawat dan ahli kesehatan masyarakat.” Dr. Retnosari Andrajati MS., Apt sebagai pembicara kunci dari Fakultas Farmasi Universitas Indonesia juga menjelaskan bagaimana apoteker berperan terintegrasi dengan dokter untuk meningkatkan akses terhadap pelayanan diabetes dan lebih meningkatkan kemampuan pasien dalam mengelola dan mencegah penyakitnya.

Merck menyediakan Program Manajemen Diabetes Klinis pada perayaan 50 tahun Fakultas Farmasi Universitas Indonesia pada bulan Februari silam di hadapan para mahasiswa, apoteker dan alumni. Program lima tahun ini memiliki target para mahasiswa S1 dan S2 Fakultas Farmasi yang bertujuan untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan diabetes di Indonesia.

Vice President Head of Global Business Responsibility and Market Development Merck Serono, sebuah divisi biofarmasi Merck Group, Rasha Kelej mengatakan, “Program Peningkatan Kapasitas Merck adalah bagian dari program tanggung jawab Merck dan menegaskan komitmen pada pembangunan sosial dan ekonomi Indonesia.”

Beban Diabetes yang Berkembang Pesat di Indonesia
Menurut International Diabetes Federation (IDF), terdapat lebih dari sembilan juta kasus diabetes di Indonesia pada tahun 2014 dimana 53% diantara pasien diabetes ini tidak mengetahui bahwa mereka memiliki penyakit diabetes (tidak terdiagnosa). Prevalensi diabetes secara umum adalah 5,7%, sedangkan prevalensi diabetes pada kawasan perkotaan mencapai 12%. Hasil penelitian yang dilakukan Fakultas Farmasi UI di beberapa RS dan Puskesmas di Jakarta dan sekitarnya menunjukkan tidak tercapainya kontrol glikemik yang baik (nilai rerata glukosa darah dan HbA1c di atas normal). Hal tersebut dapat disebabkan oleh rendahnya kepatuhan masyarakat dalam mengkonsumsi obat antidiabetes secara teratur. Peran apoteker sangat penting dalam hal ini melalui layanan dan edukasi kepada masyarakat.

Diabetes dilaporkan menjadi penyakit penyebab kematian nomor dua terbanyak. Diabetes Tipe-2 adalah penyakit epidemik yang terus berkembang di kawasan Asia Pasifik. Epidemik ini disebut sebagai akibat dari penerapan gaya hidup barat dan peningkatan kasus obesitas.Seperti negara-negara yang sedang dalam masa peralihan status sosial-ekonomi, Indonesia sedang berjuang menangani beban sosial ekonomi akibat diabetes yang berkembang secara cepat. Tantangan ini mendorong para seluruh pemangku kepentingan untuk menyelaraskan visi mereka dengan cara yang mengarah ke kepedulian yang lebih baik dan meningkatkan akses masyarakat terhadap solusi layanan kesehatan inovatif. Indonesia adalah populasi terbesar urutan ke-empat di dunia dimana kota-kota besar di Indonesia berkembang cepat.

Menurut atlas dunia, Kota Jakarta dan sekitarnya menempati urutan kedua kota dengan populasi terbesar di dunia. Hal ini menunjukkan bahwa jutaan orang berisiko mengalami diabetes bila tidak dilakukan langkah-langkah pengendalian penyakit yang memadai. Lebih lanjut, Indonesia memiliki keterbatasan tenaga medis yang terlatih sehingga berpotensi memberikan dampak yang besar pada kualitas dan efisiensi layanan kesehatan di Indonesia.

Vice President Head of Global Business Responsibility and Market Development Merck Serono Rasha Kelej menjelaskan, “Epidemik diabetes yang terus meluas menimbulkan dampak yang mengkhawatirkan pada ketersediaan sistem layanan kesehatan dan ekonomi pada negara-negara berkekuatan ekonomi baru (emerging country), diantaranya terhadap pembiayaan layanan kesehatan secara langsung, berkurangnya produktivitas, serta pengelolaan komplikasi dan keterbatasan akibat diabetes. Oleh karena itu Program Peningkatan Kapasitas Merck akan berfokus pada layanan diabetes di Jakarta dan sekitarnya.”
Program Peningkatan Kapasitas di Indonesia
Berdasarkan pengalaman panjang dalam pengelolaan diabetes yang diawali pada tahun 1957 saat mengembangkan metformin, Merck berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia terhadap diabetes dengan menyediakan dukungan terhadap sistem layanan kesehatan untuk melakukan pencegahan, diagnosa dan pengelolaan diabetes secara efektif. Sebagai bagian dari Merck CAP, hingga akhir tahun 2015 ditargetkan lebih dari 7.000 mahasiswa kedokteran dari sejumlah universitas di Afrika seperti Universitas Nairobi, Universitas Makerere, Universitas Namibia, dan Universitas Ghana, selain tentunya dua universitas dari Asia: Universitas Maharashtra (India) dan Universitas Indonesia, akan menerima manfaat dari pelatihan klinis pengelolaan penyakit kronis yang terakreditasi di Eropa. Hal tersebut tentu sebagai upaya untuk membekali para mahasiswa dengan keterampilan untuk mencegah epidemik diabetes. Merck berencana untuk menjangkau lebih dari 19.000 mahasiswa hingga akhir 2018 dengan memperluas cakupan CAP di sejumlah universitas di Afrika dan Asia.

Hari Diabetes Merck dan Jakarta: Setiap Hari adalah Hari Diabetes
“Hari ini kami juga akan meluncurkan ‘Hari Diabetes Merck dan Jakarta’ dengan tema ‘Setiap Hari adalah Hari Diabetes’ dan memberikan pemeriksaan diabetes gratis dan edukasi mengenai diabetes bagi lebih dari 30.000 warga Jakarta. Program ini mengajak setiap warga untuk memahami dan mengenali risiko diabetes setiap hari,” jelas Rasha Kelej.

Merck juga akan meluncurkan “Hari Diabetes Merck” di seluruh dunia dalam rangka meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap deteksi dini diabetes dan pencegahannya. Program ini mengajak masyarakat untuk mengubah gaya hidup sebagai sebagai bentuk perlawanan diabetes setiap harinya dan diharapkan dapat mengendalikan dan menekan angka kejadian diabetes yang saat ini terus mengalami peningkatan secara dramatis terutama di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. Program ini adalah bagian dari rangkaian kegiatan kemitraan dan bina lingkungan yang merupakan tanggung jawab sosial Merck.

 

 

 

Signing AoI Merck With Faculty of Pharmacy, University of Indonesia