Online Short Course FFUI Bahas Keamanan Penderita Diabetes yang Berpuasa selama Masa Pandemi dan Bagaimana Peran Farmasis

Search
Close this search box.

Online Short Course FFUI Bahas Keamanan Penderita Diabetes yang Berpuasa selama Masa Pandemi dan Bagaimana Peran Farmasis

Pada Rabu (19/4/2021) lalu, Fakultas Farmasi Universitas Indonesia (FFUI) melaksanakan Online Short Course dengan judul “Lipase-catalyzed Asymmetric Synthesis of Bioactive Molecules”. FFUI mengundang pemateri dari luar negeri, yaitu Prof. Syed Azhar Bin Syed Sulaiman yang merupakan Direktur AMDI-USM Sains Bertam, Penang, Malaysia, dan Profesor di School of Pharmaceutical Sciences, Universiti Sains Malaysia. Webinar dilaksanakan secara daring menggunakan zoom dan dihadiri lebih dari 100 peserta yang terdiri dari sivitas akademika FFUI, panitia, dan tentunya narasumber. Acara diawali dengan sambutan dari Dr. Mahdi Jufri, M.Si., Apt. yang merupakan Dekan FFUI.

Sehubungan dengan bulan Ramadhan yang berjalan di masa Pandemi Covid-19 saat ini, Prof Syed membahas mengenai hubungan langsung pasien diabetes yang rentan terkena covid. “Penderita diabetes yang terkena Covid-19 risikonya lebih tinggi mengalami komplikasi serius dari Covid-19. Hal ini dikarenakan kadar gula darah yang tinggi, sehingga kemampuan tubuh untuk melawan virus menurun”, ungkap Prof. Syed.

Lebih lanjut, Prof. Syed memberikan arahan untuk penderita diabetes yang berpuasa selama pandemi, “Secara umum, penderita diabetes aman untuk berpuasa, namun harus mendapat informasi lebih lanjut dari dokter dan apoteker.” Selain itu, beberapa tips dari Prof. Syed juga dapat diterapkan oleh para penderita diabetes, antara lain:

  1. Stay at home
  2. Mengikuti general advice untuk Covid-19
  3. Jangan memakan dan meminum makanan dengan kadar gula atau lemak tinggi saat berbuka puasa
  4. Tetap melaksanakan aktivitas fisik dan olahraga ringan
  5. Minum cukup air
  6. Memonitor kadar gula secara rutin

Lalu, kapan pasien disarankan untuk memonitor kadar gula selama berpuasa?

Prof. Syed menyarankan pasien penderita diabetes untuk memonitor kadar gula pada saat sahur, pagi hari, tengah hari, siang ke sore hari, saat berbuka, 2 jam setelah berbuka, dan kapanpun gejala hipoglikemik/hiperglikemik muncul.

Prof. Syed tidak hanya memberikan arahan untuk penderita diabetes, tetapi juga untuk apoteker dan farmasis. “Apoteker harus memberikan nasehat dan saran berdasarkan bukti unruk setiap individu pasien, karena kadar gula dan komplikasi berbeda-beda”, kata Prof. Syed. Selanjutnya, Prof. Syed memaparkan peran farmasis untuk menjaga pasien diabetes agar tetap aman berpuasa, antara lain:

  1. Memberikan edukasi kepada pasien
  2. Menukar regimen obat, bisa melalui frekuensi pemberiannya
  3. Home medication monitoring
  4. Apoteker harus mengetahui adjustment pengobatan kepada pasien diabetes

Untuk itu, jangan takut akan keamanan saat berpuasa selama pasien tahu bagaimana memonitor progress diabetesnya. Peran apoteker juga sangat penting pada saat sebelum, selama dan setelah Ramadan yang ditunjang dengan pengetahuan yang memadai. Edukasi yang baik terhadap pasien akan sangat penting dalam menyediakan informasi dan memahami berpuasa selama Ramadan.