Fakultas Farmasi

Fakultas Farmasi UI dan BPOM RI Gelar Public Lecture Bahas Produk Kosmetik Anti-Penuaan dan Suplemen di Era Silver Economy

Depok, 2 Desember 2025 – Fakultas Farmasi Universitas Indonesia (FF UI) bekerja sama dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI) menyelenggarakan Public Lecture pada Senin, 1 Desember 2025 dengan tema “Tren Global dan Respon Regulasi: Prospek Produk Kecantikan Anti-Penuaan dan Suplemen di Silver Economy, dengan Fokus pada Kerentanan Konsumen Lansia dan Standar Kualitas.” Kegiatan ini menghadirkan Kepala BPOM RI, Prof. dr. Taruna Ikrar, M.Biomed., Ph.D., sebagai pembicara utama.

Kegiatan Public Lecture ini dihadiri oleh pimpinan Universitas Indonesia, Fakultas Farmasi UI, jajaran BPOM RI, perwakilan industri farmasi dan kosmetik, akademisi, peneliti, serta mahasiswa. Forum ini menjadi ruang strategis pertukaran gagasan terkait tantangan dan peluang industri kosmetik dan suplemen seiring meningkatnya populasi lansia di tingkat global.

Dalam paparannya, Prof. dr. Taruna Ikrar menjelaskan bahwa silver economy merupakan fenomena demografis yang tidak terpisahkan dari peningkatan kebutuhan produk kesehatan, perawatan diri, dan suplemen bagi lansia. Namun demikian, kelompok lansia juga memiliki karakteristik fisiologis yang berbeda, sehingga membutuhkan perhatian khusus dari sisi formulasi produk, klaim manfaat, serta aspek keamanan.

“Produk kosmetik anti-penuaan dan suplemen kesehatan memiliki potensi pasar yang sangat besar di era silver economy. Namun, inovasi harus dibangun di atas fondasi sains yang kuat, uji keamanan yang komprehensif, serta regulasi yang mampu melindungi konsumen lansia sebagai kelompok rentan,” ungkap Prof. Taruna Ikrar.

Ia menekankan peran BPOM dalam memastikan keamanan, mutu, dan klaim produk melalui pengawasan pre-market dan post-market, penguatan standar, serta pendekatan regulasi berbasis risiko dan bukti ilmiah. Prof. Taruna juga menyoroti pentingnya literasi konsumen dan tanggung jawab industri dalam menyampaikan informasi produk secara etis dan akurat.

Selain itu, Prof. Taruna mendorong peran aktif perguruan tinggi dalam menghasilkan riset inovatif yang dapat mendukung pengembangan produk kosmetik dan suplemen yang aman dan berdaya saing, sekaligus menjadi rujukan bagi penyusunan kebijakan regulasi nasional.

Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi Universitas Indonesia, Prof. Dr. Hamdi Muluk, M.Si., dalam sambutannya menekankan bahwa kolaborasi antara akademisi dan regulator merupakan kunci dalam membangun ekosistem riset dan inovasi yang berorientasi pada perlindungan masyarakat. Ia menyampaikan bahwa Fakultas Farmasi UI memiliki peran strategis dalam menjembatani riset dengan kebutuhan regulasi dan industri.

Sementara itu, Dekan Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, Prof. Dr. apt. Arry Yanuar, M.Si., menyampaikan bahwa kegiatan ini mencerminkan komitmen Fakultas Farmasi UI dalam mengintegrasikan sains, inovasi, dan regulasi.

“Public Lecture ini menjadi wujud nyata sinergi akademisi dan regulator dalam menjawab tantangan pengembangan produk kosmetik dan suplemen di era silver economy, dengan menempatkan keselamatan dan perlindungan konsumen sebagai prioritas utama,” ujar Prof. Arry Yanuar.

Kegiatan ini sekaligus menjadi penutup rangkaian Dies Natalis ke-60 Pendidikan Farmasi UI dan ke-14 Fakultas Farmasi UI yang mengusung tema “Beauty and Science: The Future of Cosmetic Innovation.” Melalui forum ini, Fakultas Farmasi UI dan BPOM RI berharap kolaborasi strategis yang terjalin dapat terus diperkuat untuk mendukung inovasi produk kefarmasian yang aman, berkualitas, dan berdampak bagi kesehatan masyarakat di era silver economy.

Scroll to Top