Pengmas Farmasi UI Berikan Poster Edukasi dan Produk Penunjang Kesehatan untuk Masyarakat Badui

Cari
Tutup kotak pencarian ini.

Pengmas Farmasi UI Berikan Poster Edukasi dan Produk Penunjang Kesehatan untuk Masyarakat Badui

Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar. Pada tahun 2023, Indonesia sendiri menjadi negara dengan prevalensi stunting tertinggi kedua di Asia Tenggara. Hal ini tentu perlu mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah, tenaga kesehatan maupun para pengabdi masyarakat. Salah satu wilayah dengan kasus stunting yang tinggi di Indonesia yaitu pada Suku Badui, di Desa Kanekes, Kabupaten Lebak, Banten.

Kondisi masyarakat Badui saat ini, baik Badui Luar maupun Badui Dalam, banyak terdapat anak dengan berat dan tinggi badan yang pertumbuhannya terhambat atau stunting. Mengingat banyaknya penderita stunting di wilayah ini, maka sangat penting untuk bekerja sama meningkatkan pelayanan kesehatan untuk mengatasi kondisi tersebut secara berkelanjutan. Dengan keterbatasan jumlah tenaga kesehatan di Badui, sangat sulit untuk meluangkan waktu mengikuti pelatihan untuk memperdalam ilmu, maupun membuat media informasi yang menarik dan mudah dipahami oleh masyarakat Badui yang mayoritas belum memiliki kemampuan membaca dan menulis. Oleh sebab itu Tim Pengabdian Masyarakat (Pengmas) Fakultas Farmasi UI membuatkan poster edukasi yang didominasi dengan ikon dan gambar untuk memudahkan tenaga kesehatan menyampaikan konten edukasi tersebut ke masyarakat Badui, pada kegiatan Pengmas di hari Sabtu (22/07/2023).

Tim Pengmas FFUI diketuai oleh Prof. Dr. apt. Anton Bahtiar, M.Biomed dan beranggotakan kurang lebih 7 orang yang terdiri dari Dosen, Tenaga Kependidikan, dan Mahasiswa FFUI. Tim dari FFUI bekerja sama dengan Yayasan Spirit Membangun Ukhuwah Islamiyah (YASMUI), Sahabat Relawan Indonesia (SRI) dan Pengurus Daerah Ikatan Apoteker Indonesia (PD IAI) Banten, serta beberapa pihak sponsor dalam melangsungkan kegiatan ini. “Tim kami berterima kasih sekali kepada YASMUI maupun Sahabat Relawan Indonesia dan PD IAI Banten yang turut membantu kegiatan Pengmas di Badui ini. Kami juga turut menyampaikan terima kasih atas dukungan produk bantuan berupa vitamin dari PT Novell Indonesia dan krim untuk mengatasi pegal dari PT Taisho Pharmaceutical Indonesia yang dibagikan kepada masyarakat Badui”, ujar Prof Anton.

Arif Kirdiyat yang merupakan Ketua YASMUI dan Sahabat Relawan Indonesia memaparkan bahwa di wilayah Badui dibagi menjadi 9 Wilayah Kerja Badui Sehat dan masing-masing wilayah dibawahi oleh 1 orang bidan. Satu wilayah Badui terdiri dari 30 hingga 40 Kartu Keluarga, sedangkan jumlah tenaga kesehatan di sana sangat kurang dan tidak sebanding dengan jumlah masyarakatnya. “Di Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) Nangerang contohnya, hanya 1 yang tinggal di Poskesdes dan melayani 24 jam bila ada warga Badui yang memerlukan pertolongannya. Dengan keterbatasan SDM dan juga waktu, maka sulit bagi tenaga kesehatan yang bertanggungjawab di Badui untuk menyediakan media informasi terkait stunting yang menarik dan mudah dipahami oleh masyarakat Badui”, kata Arif.

Disamping itu, dengan keterbatasan tenaga juga, pemeriksaan dan skrining penderita stunting di Badui menjadi lebih lama karena kendala wilayah yang luas dan juga alat untuk mengukurnya. Pada masyarakat Badui pemberian informasi harus door-to-door dan perawatan kesehatanpun berupa homecare, karena kesibukan mereka di Ladang yang kadang tidak memperhatikan kondisi kesehatan dirinya maupun keluarga. Untuk mengatasi keterbatasan tersebut, selain poster edukasi, tim pengmas FFUI juga memberikan timbangan BMI untuk mempermudah dan mempercepat kerja tenaga kesehatan di sana.

“Dengan diberikannya media edukasi dalam bentuk poster, kami berharap tenaga kesehatan dapat lebih mudah untuk mensosialisasikan materi edukasi terkait stunting kepada masyarakat target dalam hal ini masyarakat Badui. Pemberian Timbangan BMI juga dapat memudahkan tenaga kesehatan untuk menskrining penderita stunting dengan cepat dan akurat”, ucap Ketua Pengmas FFUI yang juga merupakan Manajer Riset, Inovasi, dan Pengabdian Masyarakat FFUI.