Pada hari Minggu, 28 Juli 2019 dan Minggu, 4 Agustus 2019 telah dilaksanakan program pengabdian masyarakat oleh Fakultas Farmasi UI, program pengmas ini diketuai oleh Dr. Herman Suryadi, M.Si., Apt. (Manajer Riset dan Pengmas FF UI). Program tersebut dilaksanakan di Saung Vila Pamulang tepatnya di RT.06/ RW.019, Kelurahan Pondok Benda, Tangerang Selatan. Program pengmas ini dilakukan karena meningkatnya prevalensi demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai virus DBD serta cara-cara yang dapat dilakukan untuk meminimalisasi penyebaran virus ini dalam masyarakat.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh perwakilan Puskesmas Pondok Benda, Ketua Pokjanal Kecamatan Pamulang, Kepala Lurah Kelurahan Pondok Benda, Ketua RW.019, Kader Jumantik RW.019, para anggota Pokjanal Kelurahan Pondok Benda dan Kecamatan Pamulang, serta para warga RW.019 dari RT.01 hingga RT.06. Program ini dibagi menjadi dua kegiatan, yaitu penyuluhan dan workshop, yang dilaksanakan pada hari yang berbeda. Penyuluhan dilaksanakan pada hari Minggu, 28 Juli 2019 dengan Dr. Herman Suryadi, M.Si., Apt. dan Ratika Rahmasari, PhD., M.Pharm, S.S., Apt.(Dosen FF UI) sebagai narasumber. Penyuluhan dilakukan dengan pengenalan umum mengenai virus DBD, nyamuk yang menjadi vektor penyebaran virus tersebut, serta pemanfaatan ikan dan bakteri Bacillus thuringiensis yang bisa digunakan untuk membasmi jentik nyamuk vektor virus DBD dalam genangan air. Setelah penjelasan disampaikan oleh kedua narasumber, dibuka sesi tanya jawab untuk para peserta dimana para peserta tersebut adalah masyarakat sekitar. Para peserta terlihat antusias saat memberikan tanggapan dan juga pertanyaan mengenai virus DBD.
Kegiatan workshop dilakukan pada hari Minggu, 4 Agustus 2019 di tempat yang sama. Workshop diawali dengan penjelasan singkat mengenai penggunaan ikan pemakan jentik nyamuk dan juga pengenalan Bacillus thuringiensis sebagai bakteri yang dapat membasmi jentik dalam air. Penjelasan tersebut disampaikan oleh Dr. Herman. Kegiatan dilanjutkan dengan memperlihatkan jenis ikan yang dapat memakan jentik nyamuk diantaranya ada ikan mas, ikan cupang dan ikan cere (Gupi) dan demonstrasi penanaman Bacillus thuringiensis dalam medium kelapa untuk digunakan sebagai agen pembasmi jentik. Perwakilan dari setiap RT mempraktikkan langsung cara menggunakan kelapa tua sebagai media untuk menumbuhkan bakteri Bacillus thuringiensis dengan arahan dari Ratika Rahmasari, PhD. Setelah praktik selesai, dibuka sesi tanya jawab untuk para peserta workshop. Para perserta terlihat begitu antusias saat mengajukan beberapa pertanyaan mengenai penanaman Bacillus thuringiensis. Selanjutnya, dilakukan pembagian ikan pemakan jentik dan sediaan Bacillus thuringiensis kepada setiap perwakilan RT oleh Dr. Herman. Setelah itu, kegiatan ditutup dengan pembagian sertifikat dan foto bersama. (Stefyana,H)